Pieter Rumaropen: Saya Tidak Berniat Memukul Wasit

Wasit (kuning) tampak mengucurkan darah dari wajahnya
Sumber :
  • VIVANEWS/Yadi

VIVAbola - Striker Persiwa Wamena, Pieter Rumaropen menyesali perbuatannya melukai wasit Muhaimin yang memimpin duel timnya melawan Pelita Bandung Raya, Minggu lalu. Pieter mengaku tidak berniat untuk melayangkan pukulan ke wajah wasit asal Blitar itu.

Pieter baru saja dijatuhi hukuman oleh Komisi Disiplin (Komdis) PSSI larangan berkecimpung di sepakbola Indonesia selama seumur hidup. Sanksi ini merupakan buntut dari pemukulan yang dilakukannya terhadap wasit Muhaimin pada pertandingan Pelita Bandung Raya (PBR) vs Persiwa, Minggu lalu. Insiden ini juga menarik perhatian media-media asing.

Peristiwa bermula saat Muhaimin menunjuk titik putih atas tackling yang dilakukan OK John terhadap Nova Arianto di menit ke-81. Keputusan ini pun langsung menuai protes dari para pemain Persiwa. Namun tanpa terduga, Pieter yang berdiri di belakang wasit datang menghampiri sembari melayangkan bogem mentah ke wajah Muhaimin.

Pemukulan tersebut membuat mulut Muhaimin berdarah. Pertandingan pun sempat berhenti selama 15 menit sebelum kemudian dilanjutkan dengan wasit cadangan. Akibat pemukulan itu, Pieter diganjar kartu merah.

Menurut Pieter, wasit seharusnya tidak memberikan penalti kepada PBR. Pasalnya, tackle yang dilakukan OK John bersih. Meski demikian, Pieter mengaku sama sekali tidak berniat untuk memukul wasit.

"Saya tidak berniat memukul wasit Muhaimin. Saya hanya berusaha menariknya untuk mengajaknya berdiskusi setelah memberikan penalti buat PBR karena itu bukan pelanggaran. Ketika menariknya, kepala wasit langsung menengok ke kiri dan kemudian mengenai tangan saya," cerita Rumaropen saat dihubungi VIVAbola, Kamis, 25 April 2013.

Pieter mengaku emosi atas keputusan wasit memberikan penalti kedua bagi PBR. Namun, dia sekali lagi membantah sengaja memukul Muhaimin.

Piala Proklamasi Tak Jelas, Arema Enggan Ambil Pusing

"Saya berada di puncak kekesalan karena wasit merugikan tim dengan memberikan penalti kedua buat PBR. Tapi sekali lagi, saya sama sekali tidak berniat memukul wasit. Tapi, dalam tayangan ulang saya seperti memukul wasit," sambung Rumaropen.

Setelah ditenangkan, Rumaropen dan pemain PBR, Gaston Castano berdiskusi di dalam lapangan. "Saya memang dekat dengan Gaston. Dia mengatakan, emosi boleh tapi kenapa sampai memukul wasit? Saya sangat menyesal setelah peristiwa kemarin," tutur Rumaropen.

Pieter juga menyampaikan permintaan maaf kepada wasit Muhaimin dan seluruh publik sepakbola Indonesia. "Saya ingin bertemu wasit untuk menyampaikan permintaan maaf, namun belum bisa. Ini sudah menjadi tanggungjawab saya. Seribu maaf buat wasit," ujar Pieter yang mengaku telah berusaha mencari kontak wasit Muhaimin.

Pieter pun menyesal atas tindakan emosional dalam laga itu. "Apalagi, pertandingan itu disiarkan secara langsung. Tindakan itu tidak pantas dicontoh. Kejadian itu menjadi pelajaran, terutama buat para pemain muda agar kejadian ini tidak terulang lagi," tuturnya. (one)

Pemain PS Polri

Tim 'Gemuk' PS Polri Diresmikan

Tidak wajar, karena hanya untuk bertanding di turnamen singkat.

img_title
VIVA.co.id
16 Maret 2016