Kejutan dan Kerusuhan Warnai Kualifikasi Euro 2016

Pemain Jerman tertunduk lesu.
Sumber :
  • REUTERS

VIVAbola – Tim-tim peserta kualifikasi Euro 2016 sudah melakoni 3 pertandingan di fase grup. Banyak kejutan yang terjadi di fase grup ini mulai dari tim-tim unggulan yang tampil melempem, hingga kerusuhan di dalam lapangan.

Grup A saat ini dipimpin oleh Rep.Ceska dan Eslandia, keduanya berhasil menyapu bersih 3 pertandingan dan mengemas 9 poin. Belanda secara mengejutkan harus takluk 2 kali, dan hanya mampu mengemas 3 poin dari kemenangan atas Kazakhstan.

Gareth Bale dan kawan-kawan sukses membawa Wales memuncaki klasemen sementara Grup B, hasil dari 2 kemenangan dan 1 imbang. Sedangkan di Grup C, Slovakia memimpin klasemen, disusul dengan Spanyol.

Persaingan sengit terjadi di Grup D, Polandia dan Rep.Irlandia berada di posisi teratas dengan raihan 7 poin. Sementara itu, Jerman gagal tampil meyakinkan dengan hanya baru mengemas 4 poin dari 3 laga ini.

Inggris tampil cemerlang dengan menyapu bersih 3 laga yang telah dilakoninya dengan kemenangan.  Wayne Rooney cs pun memimpin klasemen Grup E dengan raihan 9 poin, atau unggul 3 poin dari Lithuania dan Slovenia yang berada di bawahnya.

Grup F sejauh ini dipimpin oleh Irlandia Utara dengan 9 poin, sedangkan posisi terbawah atau ke 6 diisi oleh Kepulauan Faroe. Sementara itu, Austria memuncaki klasemen sementara Grup G.

Italia  mendapat persaingan ketat dari Krosia di Grup H, keduanya sama-sama mengemas 9 poin. Portugal harus puas berada di posisi 3 klasemen sementara Grup I , posisi puncak ditempat oleh Albania dengan 4 poin. Catatan di Grup I, baru Denmark yang melakoni 3 pertandingan.

Langkah Tak Meyakinkan dari Tim Unggulan

Del Bosque Belum Tentukan Kiper Utama Spanyol di Piala Eropa

Pemain Slovakia saat merayakan gol ke gawang Spanyol
Sang jawara bertahan, Spanyol, mendapat perhatian khusus pada babak kualifikasi kali ini. La Furia Roja sukses melakoni laga perdana dengan kemenangan 5-1 atas Macedonia, akan tetapi secara mengejutkan tumbang di laga ke 2.

Diego Costa dan kawan-kawan takluk 1-2 oleh Slovakia, dan gagal mempertahankan rekor kemenangan mereka di kualifikasi Eropa dan Piala Dunia. Terakhir kali Spanyol kalah di babak kualifikasi Euro 2008 oleh Swedia lewat skor 0-2 di Stadion Rasunda, 7 Oktober 2006.

Iker Casillas menjadi bulan-bulanan atas kekalahan itu, sang kiper memang melakukan blunder dalam laga tersebut. Alih-alih mengantisipasi sepakan Jurac Kucka, bola malah masuk ke gawangnya sendiri.

Namun, Del Bosque menolak untuk menyalahkan kiper Real Madrid itu sebagai biang kekalahan timnya. Dia menilai kekalahan bisa saja menimpa tim manapun dan bukan karena kesalahan seorang pemain saja.

"Ini sepakbola. Kita tidak bisa menyalahkan seorang pemain. Tak seorang pun suka kalah, tapi tak seorang pun bisa mengatakan kami tidak memiliki usaha atau sikap," kata Del Bosque dilansir Soccerway.

"Casillas melakukan sejumlah penyelamatan bagus. Saya tidak melihatnya secara jelas, namun bola bergerak aneh dan yang sedikit menipu Casillas," kata Del Bosque mengenai proses terjadinya gol Slovakia.

Di pertandingan ke 3, Del Bosque menyimpan Casillas di bangku cadangan dan memainkan David De Gea saat melawan Luksemburg. Hasilnya cukup baik, De Gea menorehkan clean sheet dan Spanyol mengemas kemenangan 5-0.

Selain Casillas, Costa pun tak lepas dari kritikan karena penampilannya tak secemerlang saat bermain bersama Chelsea. Namun, mantan pemain Atletico Madrid itu pada akhirnya mampu mencetak gol perdana untuk Spanyol saat melawan Luksemburg.

Sama halnya dengan Spanyol, Jerman yang memenangkan Euro Cup sebanyak 3 kali ini pun tampil cukup mengecewakan. Der Panzer baru mengemas 4 poin saja, hasil 1 kali kemenangan dan 1 imbang dari 3 yang sudah dilakoninya.

"Kesulitan yang kami alami saat ini adalah sesuatu yang sudah kami alami sebelumnya. Namun secara umum, saya tidak berpikir bahwa keadaan kami jauh lebih sulit dari apa yang pernah kami rasakan. Kami biasa menjadi pemburu, sekarang kami-lah yang diburu,” keluh Loew, seperti dilansir FIFA.

Berbeda dengan Inggris yang tampil meyakinkan bersama skuad mudanya, 3 kemenangan berhasil diraihnya. Sementara itu, Antonio Conte pun mengawali tahun pertamanya bersama Italia cukup baik, meski timnya hanya mampu menang dengan skor tipis.

“Saya tahu bahwa kami masih punya banyak pekerjaan, tapi saya jelas harus melakukan analisis yang lebih mendalam sebagai seorang pelatih timnas ketimbang hanya memperhatikan jumlah gol yang dicetak," ujar mantan pelatih Juventus ini, dilansir Football Italia.

Situasi Politik Memantik Kerusuhan

Pemain Albania mengamankan bendera.
Pertandingan antara Serbia kontra Albania dalam laga lanjutan Grup I di Stadion Partizana, Rabu 15 Oktober dini hari WIB, cukup menyita perhatian. Laga harus dihentikan 4 menit jelang babak pertama berakhir, saat itu kedudukan masih imbang 0-0.

Laga ini memang sarat akan nuansa politik, mengingat sejak Serbia masih bernama Yugoslavia, hubungannya dengan Albania memang tidak akur. Apalagi Serbia dan Albania hanya dipisahkan oleh Kosovo yang merupakan daerah konflik.

Bahkan, Serbia menolak fans Albania untuk hadir, namun Asosiasi Sepakbola Albania (FSHF) mendesak agar 2 ribu tiket dijual kepada pemegang paspor Albania. Namun, tiba-tiba laga berubah menjadi kacau saat sebuah drone (pesawat tanpa awak) terbang di atas lapangan.

Masalahnya, drone tersebut membawa bendera yang bergambar bentuk negara Albania dan 2 tokoh nasionalisnya. Sampai kemudian salah satu pemain Serbia, Stefan Mitrovic, coba menghentikan Drone itu dan melepaskan bendera tersebut.

Aksi tersebut, malah memancing emosi dari para pemain Albania. Para pemain Serbia pun memberikan perlawanan dan dibantu oleh beberapa fans yang masuk ke dalam lapangan dan memukul beberapa pemain Albania.

Wasit Martin Atkinson terpaksa menghentikan laga itu, dan aksi lempar kepada pemain Albania berlanjut saat memasuki lorong ganti.  Setelah 30 menit tertunda akhirnya Atkinson memutuskan memberhentikan total laga tersebut.

Federasi Sepakbola Eropa (UEFA) pun langsung bertindak dan akan melakukan investigasi atas kerusuhan yang terjadi. Polisi Serbia kabarnya telah menangkap salah seorang dalang atas kejadian tersebut, dia adalah Olsi Rama yang tak lain adalah  saudara laki-laki Perdana Mentri Albania, yang mengendalikan drone tersebut dari kursi VIP.

Para pemain Albania sangat terpukul dengan kejadian itu.  Kapten timnas Albania yang juga mantan pemain Sunderland, Lorik Cana, mengaku melihat beberapa pemain dipukul dan ditendang di terowongan, bahkan oleh pihak pengaman stadion.

Del Bosque Belum Tentukan Kiper Utama Spanyol di Piala Eropa

"Kami tidak siap secara psikis dan fisik untuk melanjutkan pertandingan," katanya. Presiden FIFA dan UEFA mengutuk keras kejadian ini, karena sepakbola tak bola dikaitkan dengan hal-hal yang berbau politik.

Baca juga:

Model Panas Ini Rindu Bercinta dengan Diego Costa

Apa Arti Bendera Pemicu Kerusuhan Laga Serbia Vs Albania?

Usai Bentrok, Timnas Albania Disambut Bak Pahlawan

Petugas Keamanan Pukul Pemain, Serbia Vs Albania Kian Kacau

Ketajaman CR7 Kalahkan 104 Klub Elite Eropa

Trisula Barcelona Tampil Luar Biasa Jelang El Clasico

Siaran Langsung Barcelona Ternyata Bikin TV Merugi

Gelandang Chelsea Serang Reporter Wanita KISS FM

Evan Dimas dan Maldini Pali Langsung Gabung Timnas Senior

Ternyata Insiden Suar di Laga Arema Vs Persipura Memakan Korban

Guardiola: Saya Ingin Latih MU Suatu Saat Nanti

Kisah Van Gaal Selamatkan Karir Anak Penjual Kopi

Para pemain Korea Selatan merayakan gol ke gawang Jerman.

Korsel Hampir Permalukan Jerman di Penyisihan Olimpiade

Korsel sempat unggul atas Jerman.

img_title
VIVA.co.id
8 Agustus 2016