Bayern Vs Atletico: Saat Ambisi Diuji Militansi

Pertandingan Atletico Madrid vs Bayern Munich
Sumber :
  • REUTERS/Juan Medina

VIVA.co.id – Ambisi Bayern Munich untuk meraih gelar treble winners musim ini, akan kembali mendapat ujian dari Atletico Madrid. Keduanya akan kembali berduel dalam laga leg 2 semifinal Liga Champions di Allianz Arena, Rabu 3 April 2016 dini hari WIB.

Mikel Arteta Menolak Panik, Yakin Arsenal Bakal Bangkit

Meski bermain di depan publik sendiri, bukan hal mudah bagi pasukan Pep Guardiola untuk bisa menjinakkan Atletico. Terbukti, dalam pertemuan pertama barisan penyerang Bayern dibuat frustrasi oleh militansi dan pertahanan baja milik Atletico.

Bak sebuah panser yang berjalan di tengah badai salju, Bayern yang punya barisan lini depan berbahaya dibuat tak berkutik oleh pertahanan solid Atletico. Gol tunggal nan cantik Saul Niguez kala itu, membenamkan asa Bayern untuk mencuri kemenangan di Vicente Calderon.

Liverpool Tersingkir dari Liga Europa Saat Bayer Leverkusen Melaju ke Semifinal

Kekalahan di leg pertama, bukan akhir dunia bagi Bayern. Selain masih punya peluang revans, Robert Lewandowski cs juga tentu punya ambisi lainnya untuk memaksimalkan peluang merengkuh gelar treble winners musim ini.

Pun dengan Atletico. Armada Diego Simeone juga punya kesempatan yang sama untuk merengkuh gelar Liga Champions pertamanya sepanjang sejarah, selain peluang lainya untuk menyalip Barcelona di perebutan gelar La Liga.

5 Klub Sepakbola yang Sering Tampil di Final Liga Champions, Real Madrid Teratas?

Akhir Cerita Manis Guardiola?

Laga kontra Atletico ini jelas akan punya arti yang sangat penting buat Guardiola. Sebab, eks pelatih Barcelona ini punya ambisi mendaratkan gelar Liga Champions buat The Bavarians.

Maklum saja, sejak datang ke Allianz Arena tahun 2013 lalu Guardiola belum sekalipun berhasil membawa Bayern juara Liga Champions. Ambisi Guardiola senantiasa terhenti di babak semifinal dalam tiga musim terakhir.

Kini, kesempatan itu kembali datang dan Guardiola dipastikan takkan membuang lagi peluang ini.

Selain itu, pria 45 tahun ini jelas ingin memberi kado perpisahan manis buat Bayern. Sebab, musim depan Guardiola sudah tidak bersama Philipp Lahm cs. Ia akan terbang ke Manchester City untuk melanjutkan petualangannya.

Asa menembus partai puncak dan merengkuh gelar treble winners sebagai kado perpisahan tetap diusung olehnya. Usai ditahan imbang Borussia Moenchengladbach akhir pekan kemarin, Guardiola mengatakan hal tersebut.

"Kami hanya tinggal membutuhkan satu poin lagi untuk meraih gelar (Bundesliga). Saat ini kami harus fokus pada Atletico. Pertandingan (hari) Selasa akan sangat berbeda. Kami harus bermain lebih baik lagi (melawan Atletico)," ujar Guardiola dikutip Soccerway.

Ulangi Sukses dan Cetak Sejarah Baru

Bukan hanya Guardiola yang punya ambisi menembus partai puncak sekaligus merebut gelar Liga Champions musim ini. Mimpi ini juga dimiliki oleh pelatih Atletico, Diego Simeone.

Simeone yang jadi sosok sentral di balik garangnya sepak terjang Los Colchoneros selama lima musim terakhir, ingin mencetak sejarah baru buat Atletico, merengkuh gelar Liga Champions untuk pertama kalinya.

Kesuksesan menembus final memang pernah dibuat Simeone di musim 2013/2014. Atletico yang masih diperkuat Diego Costa saat itu, diluar dugaan mampu menginjakkan kakinya di partai puncak.

Sayang, mimpi untuk meraih gelar juara harus terkubur usai di final dikalahkan rival satu kota, Real Madrid.

Bermodalkan kemenangan penting di ajang La Liga kontra Rayo Vallecano akhir pekan kemarin, Simeone menatap laga dengan penuh percaya diri. Apalagi pasukannya sudah unggul agregat 1-0 setelah di leg pertama mampu mengalahkan Bayern.

"Saya pikir pada tahap di musim ini, saat kami memainkan banyak pertandingan, kemenangan adalah hal yang sangat penting. Kami melakukannya dan itu membuat kami senang," ujar Simeone dikutip Soccerway.

Jutaan pasang mata jelas menunggu panasnya duel antara Bayern kontra Atletico. Akankah ketajaman barisan penyerang Bayern merobohkan benteng kokoh pertahanan Atletico? Atau, militansi berbasisi kolektivitas permainan Atletico yang justru mampu meredam agresivitas serangan Bayern?

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya