Leicester City Juara, Dongeng yang Menjadi Kenyataan

Bendera Leicester City juara.
Sumber :
  • Reuters / Matthew Childs

VIVA.co.id – Begitu wasit Mark Clattenburg meniup peluit panjang, tanda berakhirnya pertandingan Chelsea melawan Tottenham Hotspur, Senin 2 Mei 2015 (Selasa dinihari WIB), pemain, manajer, dan fans Leicester City begitu gembira. Hasil imbang 2-2 di markas Chelsea, Stamford Bridge, tersebut memastikan The Foxes menjuarai Premier League musim 2015/16.

Tottenham Hotspur dan Leicester City Kompak Kantongi Kemenangan

Leicester kokoh di puncak klasemen dengan 77 poin dari 36 pertandingan, unggul 7 angka atas The Lilywhites. Dengan dua laga tersisa, praktis poin armada Claudio Ranieri tak bisa dikejar Spurs.

Sukses ini begitu luar biasa bagi Leicester. Layaknya dongeng, nyaris tak ada yang mengunggulkan The Foxes untuk menjuarai Premier League musim ini. Beberapa bursa taruhan hanya memberikan rasio 5.000:1 untuk bertaruh Leicester bisa juara musim ini.

Jelang Man City Jamu Arsenal, Guardiola Malah Puji Emery

Musim lalu, Leicester nyaris saja terdegradasi usai promosi ke Premier League. Tentunya tak ada yang mengira mereka bisa juara musim ini. Apalagi, Premier League punya tim-tim yang bermaterikan pemain lebih baik, dari mulai Chelsea, Manchester City, Manchester United, Arsenal, dan Liverpool.

Jadi, wajar jika gelar juara ini langsung dirayakan oleh fans Leicester. Puluhan orang berkumpul di rumah stiker The Foxes, Jamie Vardy, begitu klub kebanggaan mereka dipastikan menjadi juara.

Maurizio Sarri Bandingkan Tekanan di Napoli dan di Chelsea

"Tidak ada yang akan keberatan dengan kebisingan malam ini. Ini bak dongeng, hampir semua fans Leicester akan berpesta sepanjang malam ini," kata salah seorang tetangga Vardy.

Situasi sangat berisik di sekitar rumah striker Leicester tersebut. Orang-orang saling berbicara, mengucapkan selamat, bahkan sejumlah pengendara membunyikan klakson, untuk membuat suasana malam menjadi ingar bingar.

"Perasaan yang sulit dipercaya, saya tidak pernah tahu sesuatu yang seperti ini. Kami hanya bisa bertahan di Premier League musim lalu, lalu akhir pekan nanti kami akan mengangkat trofi," kata Vardy seperti dilansir Mirror.

"Itu memberi Anda pemikiran, tentang sejauh mana kerja keras telah membawa setiap pemain dan staf musim ini. Ini pencapaian besar dalam sejarah sebuah klub hebat, dan kami merasa istimewa bisa menjadi bagian di dalamnya," lanjut top scorer Leicester ini.

Kapten Leicester, Wes Morgan, juga menyambut gembira kisah ini. Terlebih, ini merupakan gelar kasta teratas Inggris pertama Leicester sejak klub ini berdiri 132 tahun yang lalu.

"Ini perasaan terbaik di sepanjang karir saya, dan saya tidak bisa lebih bangga, sebagai bagian dari tim ini," kata Morgan, seperti dikutip dari Mirror.

"Semua orang bekerja keras untuk ini. Tidak ada yang percaya kami bisa melakukannya. Tapi, inilah kami, juara Premier League dan pantas meraihnya. Saya tidak pernah tahu semangat seperti yang dimiliki anak-anak ini (pemain Leicester). Kami seperti saudara," lanjutnya.

Ranieri Bukan Mr Runner-up Lagi


Ranieri Bukan Mr Runner-up
Lagi

Kesuksesan ini menjadi catatan positif untuk Ranieri. Ini merupakan gelar liga domestik pertama yang pernah diraih pria Italia ini. Sebelumnya, Ranieri memang pernah menjuarai liga, namun itu hanya di Serie B bersama Fiorentina, Serie C1 dengan Cagliari, dan Ligue 2 dengan AS Monaco.

Selebihnya, Ranieri lebih sering menjadi runner-up. Manajer asal Inggris ini hanya mampu menjadi runner-up liga, baik saat melatih Chelsea, Juventus, AS Roma, dan AS Monaco. Predikat Mr Runner-up pun pernah melekat pada dirinya.

Gelar juara Leicester pun ditanggapi begitu emosional oleh Ranieri. Apalagi, sukses ini juga berkat bantuan Chelsea yang pernah dilatihnya lebih dari satu dekade silam.

"Saya sangat bangga. Saya bahagia untuk para pemain saya, untuk chairman, staf di Leicester City, semua suporter kami dan komunitas kota Leicester. Sungguh perasaan yang luar biasa dan saya bahagia untuk semua orang," kata Ranieri, yang baru mulai menangani Leicester musim ini.

Pria Italia berusia 64 tahun itu mengatakan tidak pernah berharap bisa merengkuh titel juara, saat ditunjuk sebagai manajer. "Saya orang yang pragmatis. Saya hanya ingin memenangkan satu demi satu pertandingan, dan membantu para pemain meningkat dari pekan ke pekan," lanjut mantan pelatih Juventus dan Valencia ini.

Bagaimana tanggapan manajer Spurs, Mauricio Pocchettino? Manajer asal Argentina ini dengan sportif mengakui keunggulan The Foxes.

"Selamat untuk Leicester, Claudio Ranieri, semua pemain, staf dan juga pendukung. Musim yang luar biasa dan mereka pantas mendapatkan gelar juara," kata Pochettino seperti dilansir ESPN.

Lebih lanjut, Pochettino menyebut ambisinya untuk meraih gelar Premier League musim depan. "Musim depan, kami harus lebih baik dari musim ini. Kami akan mencoba untuk mendapatkan gelar juara lagi," lanjutnya.

Sukses Berlanjut Musim Depan?

Sukses Berlanjut Musim Depan?

Leicester City mencatat sejarah di musim ini.  The Foxes pun tercatat jadi klub keenam yang sukses jadi kampiun sejak edisi pertama Premier League musim 1992-93.

Keberhasilan ini membuat Leicester jadi klub baru yang berhasil merebut juara Premier League. Sebelumnya, hanya lima klub yang berhasil menjadi juara pada kompetisi kasta tertinggi Negeri Ratu Elizabeth tersebut.

Sejak keberhasilan Blackburn Rovers di musim 1994-95, Premier League didominasi oleh Manchester United, Arsenal, Chelsea, dan Manchester City. Keempat klub ini bergantian menjadi juara, membuat klub lain "gigit jari".

Namun, yang menjadi pertanyaan adalah, apakah sukses Leicester akan berlanjut musim depan? Terlebih, musim depan tim-tim pesaing akan semakin tangguh. Bukan hanya itu, The Foxes juga harus membagi konsentrasi dengan Liga Champions. Ranieri hanya menargetkan finis di posisi 10 besar musim depan.

"Tahun ini adalah tahun yang takkan pernah bisa diulang. Musim depan kami akan berjuang untuk tetap berada di 10 besar. Kami akan terus berjuang dan melakukan yang terbaik," ucap Ranieri.

Sukses ini pastinya membuat pemain-pemain bintang Leicester menjadi incaran klub besar. Menanggapi hal ini, pemilik The Foxes, Vichai Srivaddhanaprabha, buka suara. Dia mengaku tak akan melego para pemainnya. Pengusaha asal Thailand ini rupanya tak ingin kekuatan timnya tergerus.

"Kami tidak akan menjual siapapun. Kami bukan tim yang memproduksi pemain untuk dikembangkan tim lain," kata Vichai, seperti dilansir The Sun.

Vichai menambahkan bahwa Leicester tetap pada skema yang sama musim depan. Pemain dan semangat juang yang sama.

"Semua pemain ingin bertahan dan akan tetap berjuang untuk mengetahui sejauh mana mereka bisa melangkah. Jadi menjual pemain bukan agenda kami," tuturnya.

Jika ada yang penasaran dengan kekuatan Leicester musim depan, atau apakah mereka bisa bersaing di Liga Champions, mungkin bisa terlihat di turnamen pramusim International Champions Cup. Dalam ajang pramusim di Amerika Serikat ini, The Foxes dijadwalkan bertemu Glasgow Celtic, Paris Saint-Germain, dan Barcelona. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya