Disingkirkan Wales, Bos Irlandia Utara Salahkan Wasit

Pelatih Irlandia Utara, Michael O'Neill (kiri).
Sumber :
  • Reuters/Darren Staples

VIVA.co.id – Kiprah Irlandia Utara di Piala Eropa 2016 akhirnya terhenti di babak 16 besar. Mereka dikalahkan Wales dengan skor 0-1 dalam laga yang digelar di Parc des Princes, Paris, Sabtu 25 Juni 2016 atau Minggu dini hari WIB.

Italia Ikuti Jejak Portugal Gagal Lolos Langsung ke Piala Dunia 2022

Pelatih Irlandia Utara, Michael O'Neill, tak terima dengan kekalahan yang dialami timnya. O'Neill menganggap Irlandia Utara tak pantas kalah.

"Sakit, benar-benar kejam cara kami kalah. Kami tak pantas kalah. Kami berhasil menampilkan permainan yang kuat secara taktik dan sulit dikalahkan. Padahal, kami merupakan negara kecil yang tak dihuni pemain kelas dunia," kata O'Neill seperti dilansir Soccerway.

Roberto Mancini Mengubah Timnas Italia

(Baca juga: Gol Bunuh Diri Antar Wales ke Perempatfinal)

Kekalahan Irlandia Utara dari Wales, disebut O'Neill, tak terlepas dari performa wasit Martin Atkinson. Pria 46 tahun itu menganggap Atkinson, yang merupakan wasit langganan Premier League, memimpin pertandingan dengan sangat buruk.

Italia Jinakkan Irlandia Utara

Banyak keputusan Atkinson yang membuat O'Neill geram. Salah satunya adalah dengan membiarkan para pemain Wales membuang-buang waktu setelah berada dalam posisi yang unggul.

"Seharusnya, wasit bisa mengatasi trik seperti itu dengan lebih baik. Contohnya adalah ketika Ashley Williams jatuh dan cedera. Williams ketika itu diminta rekannya untuk tetap terkapar di atas lapangan. Wasit menghentikan laga dan tak memaksa Williams meninggalkan lapangan. Saya baru pertama kali melihat kejadian seperti ini," kecam O'Neill.

Kebijakan lain yang dikritik O'Neill adalah injury time. Empat menit, dianggap O'Neill, tak cukup karena pertandingan sering terhenti akibat banyak pelanggaran yang terjadi.

"Saya merasa kami layak mendapat beberapa menit tambahan untuk bisa menekan dan menciptakan gol. Jadi, empat menit bukanlah waktu tambahan yang adil," tutur O'Neill. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya