Derita Tim Italia di Playoff Liga Champions

Para pemain AS Roma.
Sumber :
  • REUTERS/Max Rossi

VIVA.co.id – AS Roma menelan kekalahan dari FC Porto pada leg 2 playoff Liga Champions, Rabu 24 Agustus 2016. Hasil tersebut memperpanjang derita tim-tim Italia di babak playoff kompetisi kasta pertama Eropa.

Liverpool Tersingkir dari Liga Europa Saat Bayer Leverkusen Melaju ke Semifinal

Roma dikalahkan wakil Portugal, FC Porto dengan agregat 1-4. Giallorossi takluk 0-3 di kandang sendiri, Olimpico, Selasa 23 Agustus 2016 (Rabu dini hari WIB). Laga sebelumnya di Estadio do Dragao berakhir dengan skor imbang 1-1.

Salah satu penyebab kekalahan Roma di leg 2 ini, adalah mereka harus mengakhiri laga dengan 9 pemain. Daniele De Rossi menerima kartu merah di menit 39, disusul kartu merah Emerson di menit 50. Sebelumnya, di leg 1, pemain Roma, Thomas Vermaelen menerima kartu merah.

5 Klub Sepakbola yang Sering Tampil di Final Liga Champions, Real Madrid Teratas?

"Tiga kartu merah yang naif, karena mengakhiri pertandingan dengan 11 pemain adalah karakteristik kami di musim lalu. Kami tak pernah memberikan wasit kesempatan untuk mengusir pemain kami. Sekarang, itu sering terjadi. Saya tak mengerti mengapa seperti itu, seharusnya kami bisa lebih tenang," kata pelatih Roma, Luciano Spalletti, seperti dilansir Soccerway.

Menurut Spalletti, Roma terlalu sering melakukan kesalahan konyol yang membuat Porto merasa nyaman dengan permainan mereka. Roma juga tak mampu mengalirkan bola dengan bagus, dan usai kartu merah semuanya berantakan.

5 Fakta Menarik AS Roma Usai Singkirkan AC Milan di Liga Europa

"Tak mungkin bermain dalam dua leg partai playoff dengan 10 pemain, setelah pertandingan berlangsung 40 menit. Kami bisa lihat, dalam 15-16 pertandingan di musim lalu kami tak mendapatkan satu pun kartu merah. Dan pemain yang mendapatkan kartu merah musim ini adalah pemain berpengalaman. Vermaelen adalah pemain yang pertama diusir dan dia baru bersama kami selama tiga hari," kata Spalletti.

Pemain Porto, Miguel Layun, menilai Roma tidak bermain secerdas Porto. Walau begitu, dia bersimpati karena pasukan I Lupi harus mengakhiri mimpinya untuk bermain di kompetisi Liga Champions musim ini.

"Kasihan sekali Roma tidak berada di Liga Champions musim ini. Kami tahu, kami menghadapi tugas berat menghadapi Roma. Faktanya, kami bermain dengan cerdas di sini dan mendapatkan kemenangan. Kami memilih jalan cerdas kali ini," kata  Layun, seperti dilansir Football-Italia.

Mimpi Buruk Italia Berlanjut

Tersingkirnya, Roma menambah buruk raihan klub-klub Italia di playoff Liga Champions. Seperti dilansir Opta dan Mister Chip, dalam 7 musim terakhir, hanya AC Milan tim yang berhasil lolos dari babak playoff.

Milan harus menempuh babak playoff di musim 2013-14. Saat itu, Rossoneri berhasil melaju usai menyingkirkan wakil Belanda, PSV Eindhoven dengan agregat 4-1.

Di luar itu, tim-tim Italia selalu gigit jari. Musim lalu, rival sekota Roma, Lazio gagal melaju. Biancocelesti dikalahkan wakil Jerman, Bayer Leverkusen dengan agregat 1-3.

Di musim 2014-15, Napoli yang harus tersingkir dari babak playoff usai kalah dari Athletic Bilbao dengan agregat 2-4. Tim-tim lain yang juga harus mengalami mimpi buruk di playoff adalah Sampdoria (musim 2010-11) dan Udinese (musim 2011-12 dan musim 2012-13).

Sementara itu, dengan tersingkirnya Roma membuat Italia hanya mengirimkan 2 wakilnya di fase grup. Mereka adalah, Juventus dan Napoli yang pada musim lalu finis di posisi 1 dan 2 dan tak perlu melewati babak kualifikasi.

Tak hanya itu, Napoli dan Juventus juga mendapat keuntungan atas kegagalan Roma ini. Seperti dilansir Sky Italia, jatah uang hak siar televise tim Italia untuk Roma bakal diberikan kepada Juventus dan Napoli.

Roma hanya akan mendapat €10 juta saja lantaran tersingkir, sementara €100 juta tersisa akan dibagi untuk Juventus dan Napoli. I Bianconeri akan menerima €27.5 juta dan Napoli menapat €22,5,  lalu €50 juta lainnya akan dicairkan, tergantung berapa banyak partai di Liga Champions yang kedua tim mainkan.

Casillas Catat Sejarah di Liga Champions

Sukses FC Porto menembus babak utama Liga Champions memberikan catatan tersendiri bagi sang kiper, Iker Casillas. Porto berhasil melaju, usai menyingkirkan AS Roma dengan agregat 4-1.

Menurut catatan Mister Chip, raihan ini membuat Casillas mencatat rekor. Kiper 35 tahun ini sukses melaju ke babak utama Liga Champions dalam 18 musim beruntun. Dia menyamai rekor legenda Manchester United, Ryan Giggs.

Casillas sudah menjadi pilihan utama di mistar gawang Real Madrid sejak musim 1999-2000. Dia sukses membawa Madrid menjuarai Liga Champions di musim tersebut, usai menekuk Valencia 3-0 di final. Dengan usia yang baru menginjak 19 tahun, Casillas tercatat sebagai kiper termuda di final Liga Champions.

Madrid terus mempercayakan posisi penjaga gawang nomor 1 kepada Casillas hingga musim 2014-15. Dia sukses mengantarkan Los Blancos 3 kali juara Liga Champions, pada 1999–2000, 2001–02, dan 2013–14.

Musim 2015-16 lalu, Casillas bergabung dengan Porto, usai kontraknya di Madrid tak diperpanjang. Pemain internasional Spanyol ini selalu menjadi andalan Porto, termasuk di laga-laga Liga Champions.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya