- indonesiansc.com
VIVA.co.id – Insiden memalukan terjadi di laga Sriwijaya FC versus Bhayangkara FC, Minggu 2 Oktober 2016. Dalam duel yang digelar di Stadion Gelora Jakabaring, Palembang, tersebut kedua tim bermain dengan seragam yang mirip.
Pemandangan ini terlihat di babak pertama. Saat itu, Sriwijaya menggunakan jersey berwarna kuning. Sementara, Bhayangkara mengenakan jersey hijau muda yang hampir menyerupai kuning.
Tentunya, hal tersebut berbeda dari kesepakatan yang sudah dicapai di pertemuan teknik. Saat itu, Bhayangkara sebenarnya sudah setuju menggunakan kostum warna merah.
Di menit-menit akhir, Bhayangkara mengubah pendiriannya. Mereka ingin menggunakan jersey warna hijau. Alasannya, seragam warna merah mereka stoknya kurang usai diminta salah satu petinggi kepolisian.
Sebelum menggunakan jersey warna hijau tersebut, kubu Bhayangkara mengaku sudah meminta izin kepada perangkat pertandingan. Hanya saja, pihak Bhayangkara tak mengonfirmasikan hal ini kepada kubu Sriwijaya.
"Tugas saya hanya melatih. Urusan di pertemuan teknik, itu ranah manajemen. Namun, mewakili Bhayangkara, saya meminta maaf atas kejadian tersebut," ujar pelatih Bhayangkara, Ibnu Grahan, Senin 3 Oktober 2016.
Sementara itu, Pengawas Pertandingan, Purwidyastanto, berdalih pergantian jersey sudah dikomunikasikan kepada wasit Yudi Nurcahya. "Ketika wasit mengatakan tak ada masalah, pertandingan bisa terus dilaksanakan," ujar dia.
Anehnya, Yudi justru mengungkapkan pernyataan berbeda. Dia merasa terganggu dengan warna jersey yang digunakan oleh Sriwijaya dan Bhayangkara.
"Saya tak tahu kalau hal ini belum dikonfirmasikan ke pihak Sriwijaya. Itu juga bukan wewenang saya. Sebelumnya, saya hanya ditanya apakah tidak ada masalah dengan perubahan tersebut. Saya jawab iya, karena saya di lapangan jaraknya dekat dengan mereka," kata wasit Yudi Nurcahya, yang memimpin laga.
Bhayangkara akhirnya mengganti jersey mereka di babak kedua. Evan Dimas dan kawan-kawan memakai jersey warna merah di kesempatan tersebut.
Jika stok jersey warna merah kurang, kenapa babak kedua mereka menggunakannya? Cukup aneh memang.
