Undian Liga Champions, Siapa yang Bahagia dan Meradang?

Bola-bola undian Liga Champions
Sumber :
  • UEFA.com

VIVA.co.id – Undian Liga Champions sudah dilakukan, Senin 12 Desember 2016. Tim-tim yang maju ke babak 16 besar telah mengetahui siapa musuh mereka, untuk bisa lolos ke perempatfinal nantinya. Sebagian mungkin bernapas lega, dan lainnya meradang karena bertemu lawan sulit.

5 Klub Sepakbola yang Sering Tampil di Final Liga Champions, Real Madrid Teratas?

Kembali terlintas meme Thomas Mueller bergoyang dalam pesta, saat Bayern Munich dipastikan berada satu grup dengan Arsenal pada musim 2015/2016. Musim ini Arsenal akan kembali bertemu Bayern Munich, pada babak 16 besar dengan rekor pertemuan yang berpihak pada sang raksasa Bundesliga.

Selain Arsenal, tim lain yang meradang adalah Paris Saint-Germain. Mereka berharap bisa meraih sukses di Liga Champions, tapi malah memperoleh Barcelona sebagai lawan. Untuk enam pertemuan lain, relatif normal karena sulit untuk berharap lebih baik.

Kata Media Asing Usai Timnas Indonesia Kalah 4-0 dari Australia di 16 Besar Piala Asia 2023

Manchester City bertemu Monaco, yang jelas bakal disyukuri oleh Guardiola. Real Madrid pun bisa tersenyum mendapatkan lawan Napoli, dan bukan Juventus yang dikhawatirkan oleh Zinedine Zidane. Benfika bertemu Borussia Dortmund, Porto menghadapi Juventus.

Dua lainnya, adalah Bayer Levekusen vs Atletico Madrid dan Sevilla vs Leicester City. Berikut ini catatan pertemuan tim-tim, dan performa mereka dalam perjalanan menuju babak 16 besar.

Jokowi Girang Indonesia Lolos 16 Besar Piala Asia 2023, Pertama dalam Sejarah

Manchester City vs Monaco
Pep Guardiola terhindar dari Dortmund, Juventus, dan Atletico Madrid. Jadi, tak mungkin dia berharap situasi lebih baik daripada menghadapi Monaco. Kedua tim belum pernah bertemu dalam pertandingan kompetitif Eropa.

ManCity lolos dari Grup C sebagai runner up, dengan sembilan poin hasil dua kali menang, dan tiga kali imbang. Satu-satunya kekalahan didapat dari Barcelona di Camp Nou, yang bisa mereka balas dengan kemenangan pada pertemuan selanjutnya di Etihad Stadium.

Sementara, Monaco lolos sebagai juara Grup E dengan 11 poin, Wakil Prancis, itu membuat kejutan dengan mengalahkan Tottenham Hotspur, yang di Premier League sukses menaklukkan Manchester City.

ManCity mungkin terlihat lebih superior, dengan pemain-pemain mahal dan manajer terbaik dunia yang mereka miliki. Tapi, Monaco bisa menjadi batu sandungan, terutama jika Guardiola belum menemukan solusi atas kelemahan ManCity, yang sedang dalam proses adaptasi dengan filosofi permainannya.

"Monaco memainkan sepakbola terbaik di Prancis saat ini, tapi kami akan baik-baik saja. Belum pernah bertemu sebelumnya, jadi petualangan baru untuk semuanya," kata petinggi ManCity Txiki Begiristain.

Real Madrid vs Napoli
Dua tim ini juga belum pernah bertemu di Liga Champions, juga turnamen kompetitif Eropa lainnya. Napoli lolos sebagai juara Grup B, tapi Real Madrid yang hanya runner up Grup F tentunya bukan lawan ringan. Bahkan, bakal jadi kejutan besar jika Napoli bisa memberi perlawanan.

Los Blancos sebagai juara bertahan, sedang dalam performa bagus di La Liga musim ini. Tidak bisa dibilang buruk di Liga Champions, dengan meraih 12 poin dari tiga kemenangan, tiga hasil imbang, tanpa pernah kalah di babak grup.

Benfica vs Borussia Dortmund
Belum ada catatan pertemuan Benfica dan Dortmund di Eropa. Tidak ada keraguan, kubu Thomas Tuchel yang bakal lebih diunggulkan. Punya status juara Grup F, Dortmund mengumpulkan 14 poin dari enam laga, dan yang luar biasa adalah 21 gol dengan hanya sembilan kali kebobolan.

Hanya Barcelona dengan 20 gol, yang berada di dekat produktivitas Dortmund. Benfica yang merupakan runner up Grup B, hanya punya delapan poin. Wakil Portugal, itu mencetak 10 gol dan dengan jumlah kebobolan yang sama. Jelas kalah superior dalam hal ketajaman di lini depan, serta ketangguhan di lini belakang.

..selanjutnya Bayern Munich vs Arsenal

Bayern Munich vs Arsenal
Kedua tim sudah bertemu 10 kali dalam 15 musim, dengan enam di antaranya dalam tiga musim berturut-turut. Kubu Carlo Ancelotti dalam posisi lebih baik, dengan lima kemenangan dan dua hasil imbang. Sebaliknya, Arsenal baru bisa tiga kali menang atas. Arsenal bisa menahan imbang 2-2 pada laga pertama di babak grup musim lalu (2015/2016).

Namun, dipermalukan 5-1 saat bermain di Allianz Arena, November 2015. Arsenal tiga kali bertemu Bayern pada babak gugur, antara lain babak 16 di musim 2013/2014, di mana Bayern mendepak Arsenal dengan agregat 3-1, dengan menang 2-0 di kandang Arsenal serta imbang 1-1 pada leg kedua.

Bayern juga mengalahkan Arsenal pada musim 2012/2013, juga pada babak 16 besar dengan agregat 3-3 unggul gol tandang. Arsenal kalah 1-3 di kandang, dan menang 2-0 di markas Bayern. Pada 2005/2006, Bayern juga mendepak Arsenal di babak gugur, dengan agregat 3-2.

Musim 2014/2015, Arsenal juga gagal lolos babak 16 besar, disingkirkan Monaco dengan agregat 3-3 kalah gol tandang. Sementara, pertemuan pertama kedua tim adalah pada Grup C musim 2000/2001. Pertandingan pertama dengan hasil 2-2, dan Bayern Menang 1-0 pada leg kedua di Allianz Arena.

Porto vs Juventus
Kedua tim baru empat kali bertemu, masing-masing dua leg di babak grup Liga Champions musim 2001/2002, dan dua leg di babak grup Liga Europa musim 2010/2011. Juventus dalam posisi unggul, dengan satu kali menang 3-1 di Liga Champions, pada 23 Oktober 2001.

Merujuk hasil di kompetisi domestik masing-masing tim, Benfica adalah jawara di liga Portugal. Mereka ada di puncak klasemen dengan 32 poin dari 13 laga. Juventus pun mendominasi Serie A, dengan 39 poin dari 16 pertandingan.

Sementara dilihat dari performa di babak grup, Juventus sebagai jawara Grup H sedikit unggul dengan empat kemenangan tanpa pernah kalah, mencetak 11 gol dan hanya kebobolan dua kali. Porto menjadi runner up Grup G, dengan hanya sekali kalah dan cuma mencetak sembilan gol serta tiga kali kebobolan.

Bayer Leverkusen vs Atletico Madrid
Wakil Jerman dan Spanyol ini belum pernah bertemu di Eropa. Namun, Atletico Madrid yang dua kali menjadi finalis dalam tiga musim terakhir, pasti lebih diunggulkan. Apalagi, mereka bakal bertekad membalas kekalahan tragis, lewat adu penalti lawan Real Madrid tujuh bulan silam.

Leverkusen hanya dua kali menang, dan empat kali imbang untuk mengumpulkan 10 poin, lolos sebagai runner up Group E. Produktivitas tidak terlalu bagus, dengan hanya delapan gol dan empat kali kebobolan. Sayangnya, Atletico juga tak lebih baik dengan hanya tujuh gol dan dua kali kebobolan.

Hasil yang diraih Atletico memang lebih baik, dengan lima kali menang dan sekali kalah, membuat mereka lolos sebagai juara Grup D dengan 15 poin.

Paris Saint-Germain vs Barcelona
Barcelona dan PSG kembali ke babak gugur musim ini. Keduanya bahkan telah menjadi langganan lolos dari babak 16 besar, dengan Barcelona selalu mencapai setidaknya perempatfinal setiap tahun sejak 2008. Sementara, PSG selalu terhenti di perempatfinal sejak 2013.

Kedua tim sudah bertemu total sembilan kali di Eropa, yaitu delapan kali Liga Champions, dan sekali di final Piala Dunia Antarklub pada musim 1996/1997, di mana Barcelona menang 1-0. Baru dua kali PSG bisa menang atas Barcelona dari sembilan pertemuan, dan tiga kali imbang.

Pertemuan pertama kedua tim di Liga Champions terjadi pada perempatfinal musim 1994/1995, dan PSG menang dengan agregat 3-1. Pertemuan berikutnya juga terjadi di perempatfinal. musim 2012/2013 dengan Barcelona unggul gol tandang dari agregat 3-3.

Musim 2014/2015, kedua tim bertemu di Grup F, di mana PSG menang 3-2 pada laga kandang, dan Barcelona membalas 3-1 di Camp Nou. Barcelona dan PSG bertemu lagi di perempatfinal musim yang sama, di mana kubu Luis Enrique menang meyakinkan meraih agregat 5-1.

PSG musim ini tanpa Zlatan Ibrahimovic, yang membuat mereka tidak lagi terlihat menjadi raja tak terkalahkan di Ligue 1. Barcelona yang pastinya bakal lebih diunggulkan, dalam perjalanan mereka meraih titel Liga Champions keenam.

Sevilla vs Leicester City
Kedua tim belum pernah bertemu di Eropa. Bagi Leicester City, musim ini adalah debut mereka di Liga Champions, setelah membuat kejutan sebagai jawara Premier League musim lalu. Performa the Foxes di babak Grup cukup mengesankan, berbanding terbalik dengan perjalanan di Premier League.

Sevilla lebih berpengalaman dengan tampil di Eropa dalam 10 musim terakhir, dan menjadi juara Piala UEFA (kini Liga Champions) musim 2006/2007. Klub Spanyol, itu pun tiga musim berturut-turut menjadi juara Liga Europa (2013/2014, 2014/2015, 2015/2016).

Di atas kertas, Sevilla lebih diunggulkan. Kecuali, jika skuat Claudio Ranieri kembali dilindungi nasib baik, dan kembali membuktikan bahwa mimpi bisa jadi kenyataan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya