Dari Finalis Liga Champions, Kini Terancam Degradasi

Pemain belakang Valencia, Eliaquim Mangala
Sumber :
  • Twitter/@Valenciacf

VIVA.co.id – Tak diragukan lagi, Valencia adalah salah satu klub raksasa di Spanyol. Berbagai prestasi di pentas domestik dan internasional telah mereka raih.

Kartu Merah Jude Bellingham Bikin Anceloti Marah-marah

Valencia pernah juara La Liga sebanyak 6 kali. Mereka juga sempat meraih trofi Copa del Rey di tujuh kesempatan.

Di pentas Eropa, Kelelawar Mestalla menjadi juara Liga Europa sebanyak sekali. Yaitu pada musim 2003/04, ketika itu namanya masih Piala UEFA.

5 Fakta Menarik Jelang Duel Valencia vs Real Madrid

Pada ajang Liga Champions, Valencia pernah menembus partai final sebanyak dua kali, musim 1999/00 dan 2000/01.

Klub yang berdiri pada 18 Maret 1919 ini juga sering menjadi labuhan karir beberapa bintang. Mario Kempes, Gaizka Mendieta, Fernando Morientes, David Villa, David Silva, Juan Mata, Andre Gomes, hingga Shkodran Mustafi, diketahui pernah berseragam Valencia.

Prediksi Pertandingan LaLiga: Valencia vs Real Madrid

Catatan yang luar biasa bukan?

Tapi, di musim 2016/17, nasib Valencia justru sangat memilukan. Raksasa ini sedang terluka.

Bukan sibuk bersaing di papan atas La Liga, Valencia malah harus menyelamatkan diri lolos dari ancaman degradasi. Hingga jornada 18, Valencia masih duduk di peringkat 17 klasemen sementara, atau satu strip di atas zona degradasi, dengan hanya mengoleksi 16 poin.

Selanjutnya
Akibat Salah Kelola...

Akibat Salah Kelola

Krisis yang dialami Valencia tak lepas dari kesalahan pengelolaan klub. Valencia diketahui pernah mengalami krisis keuangan di periode 2013 hingga 2014.

Selanjutnya, pengusaha asal Singapura, Peter Lim, mengambil alih Valencia. Lim menjanjikan banyak hal kepada Valencia, mendatangkan pemain bintang hingga memperbaiki stadion menjadi lebih baik. 

Awalnya, Lim memenuhi janjinya dengan mendatangkan Gomes, Nicolas Otamendi, Mustafi, Rodrigo, dan Joao Cancelo.

Ditarik lebih jauh, pemain ini ternyata berada di bawah pengelolaan agen Jorge Mendes. Usut punya usut, dilansir The Sun, Lim menggunakan kedekatannya dengan Mendes dalam membeli pemain.

Saat ingin merekrut pelatih, Lim juga menggunakan kedekatannya dengan Mendes. Dia menendang Juan Antonio Pizzi dan merekrut Nuno Espirito Santo, yang merupakan pelatih di bawah pengelolaan Mendes.

Prinsip kedekatan kembali digunakan Lim ketika merekrut Gary Neville. Belakangan diketahui, Neville ternyata punya hubungan yang begitu erat dengan Lim.

Di bawah arahan Neville, Valencia tampil berantakan. Akhirnya, Neville dipecat dan digantikan Pako Ayestaran.

Bukan hanya itu, bobroknya manajemen Valencia juga dipengaruhi oleh gemuknya line up di manajemen klub. Hal tersebut pernah diungkapkan oleh mantan pelatih mereka, Cesare Prandelli.

"Ya, sangat penuh. Ini sepakbola. Butuh perasaan untuk mengelola sepakbola," kecam Prandelli.

Tekanan besar dirasakan Prandelli saat melatih Valencia. Dia mengaku kesulitan mendapatkan pemain incaran.

Birokrasi yang berbelit membuat Prandelli kesulitan mendapatkan pemain incarannya. Itu terjadi dalam kasus transfer Simone Zaza.

Prandelli sebenarnya berharap Zaza bisa datang di awal Januari 2017. Kenyataannya, manajemen Valencia baru menuntaskan transfer Zaza, akhir pekan ini.

Suso Garcia Pitarch, selaku Direktur Olahraga Valencia, diklaim Prandelli menjadi pihak yang bertanggung jawab atas leletnya transfer Zaza. Pitarch dituding kerap menunda komunikasi dengan para petinggi Valencia.

"Beberapa kali, saya bicara dengan Zaza. Dia mau datang ke Valencia dengan senang hati," kata Prandelli.

"Suso pernah bilang, urusan Zaza sudah beres. Tapi, kenyataannya, ketika saya kembali dari liburan, transfernya belum kunjung selesai," lanjutnya seperti dilansir Football Espana. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya