- ANTARA FOTO/Novrian Arbi
VIVA.co.id – Sepakbola nasional dibuat gempar dengan agresivitas Persib Bandung di bursa transfer jelang bergulirnya Liga 1. Klub berjuluk Maung Bandung mendatangkan mantan pemain Chelsea, Michael Essien.
Gaji yang diberikan pun amat tinggi, yakni mencapai Rp11 miliar per musim. Beruntungnya Persib, tak lama berselang kedatangan Essien, PT Liga Indonesia Baru yang ditunjuk sebagai operator kompetisi oleh PSSI mengeluarkan kebijakan anyar.
(Baca juga: Persija Tanggapi Positif Regulasi Marquee Player)
Keputusan Kongres Tahunan PSSI di Bandung pada Januari 2017 lalu mereka revisi. Dari kuota pemain asing 2 (non-Asia)+1 (Asia), ditambahkan lagi satu marquee player. Syaratnya, si pemain harus punya pengalaman mencicipi mens di tiga edisi terakhir Piala Dunia.
Akan tetapi, keputusan PT LIB itu nenjadi masalah baru bagi klub lain. Karena mereka hanya punya waktu sekira satu bulan untuk mencari pemain marquee player. Belum lagi harus mencari sumber pendanaan baru mengingat harga yang harus dibayar tidak murah.
Bali United mengaku tertarik mengikuti langkah Persib. Akan tetapi, mereka tidak begitu yakin bisa mendatangkan pemain dengan harga sebesar Essien. Padahal mereka menjadi tolok ukut kesuksesan sebagai klub baru di kancah persepakbolaan nasional dalam hal manajemen klub.
"Kita sih tidak ada batasan budget berapa. Tapi, tidak mungkinlah sebesar Persib," kata Chief Executive Officer (CEO) Bali United, Yabes Tanuri kepada wartawan di Jakarta.
(Baca juga: Soal Marquee Player, PBFC Punya Pilihan Investasi Lain)
"Tentu kita ada ketertarikan, karena pasti fans bertambah. Persib saja ketika Essien tanda tangan, like di Facebook saja tambah 50 ribu kalau tidak salah. Itu kan sangat berarti buat kita (klub)," imbuhnya.
Hal senada juga pernah disampaikan oleh beberapa klub lain, seperti Arema FC, Sriwijaya FC, dan PSM Makassar. Mereka bahkan sampai terkejut ketika mendengar besaran gaji Essien yang dibayarkan oleh Persib.
