KOI Protes Timnas U-22 Hanya Jadi Cadangan di ISG 2017

Timnas Indonesia U-22
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA.co.id – Wakil Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Muddai Madang, angkat bicara soal keikutsertaan Timnas Indonesia U-22 di ajang Islamic Solidarity Games (ISG) 2017. Pasalnya, hingga saat ini Timnas Indonesia U-22 masih belum dipastikan ikut serta di ajang ini.

Hadiri HUT ke-70 KOI, Ketum PRSI Siap Jawab Tantangan KOI

Muddai mengungkapkan, sudah mendaftarkan Timnas Indonesia U-22 untuk mengikuti ISG 2017 di Baku, Azerbaijan. Namun, pihak penyelenggara ternyata menerapkan regulasi baru.

Regulasi ini dijelaskan Muddai, terkait dengan rangking FIFA. Di mana, sebuah tim bisa ikut serta dengan batasan minimal peringkatnya.

Saat ditanya soal batas minimal peringkat untuk bisa ikut, Muddai juga belum mengetahui. Hanya saja ia mengatakan, peringkat Indonesia saat ini tidak memenuhi syarat untuk masuk di ajang ISG 2017.

Ultah ke-70, KOI Usung Cita-cita Tinggi buat Olahraga Indonesia

Oleh sebab itu, status Indonesia hanya menjadi tim cadangan. Indonesia bisa mengikuti ajang tersebut, andai ada tim yang mengundurkan diri jelang turnamen. Perlu diketahui, saat ini, Indonesia berada di peringkat 167 FIFA, berdasarkan rilis FIFA per 6 April 2017.

"Kita sudah mendaftarkan keikutsertaan (Timnas Indonesia U-22). Perlu dicatat dan jangan sampai salah. Jadi, pihak panitia (ISG) sekarang menetapkan regulasi keikutsertaan negara berdasarkan rangking (FIFA)," ujar Muddai saat dihubungi VIVA.co.id, Rabu 29 Maret 2017 pagi WIB. 

Buka Rapat Anggota KOI, Suharso: Cara Konvensional Harus Ditinggalkan

"Harusnya, kalau memang menerapkan regulasi seperti ini, kan sebelumnya ada kualifikasi dulu. Jika kita melihat rangking, kita tidak bisa masuk (ikut serta). Soal rangking minimal kita juga belum tahu, karena regulasi ini sebelumnya tidak ada," lanjutnya.

"Sekarang kita hanya jadi tim cadangan. Kalau ada tim yang mundur, kita bisa masuk. Kalau tidak ada ya kita enggak bisa masuk. Tapi, kita sudah melayangkan protes kepada panitia (ISG). Kita juga masih tunggu bagaimana kepastiannya," katanya.

Kekecewaan KOI terhadap pihak penyelenggara tak sampai di situ. Muddai merasa, Indonesia layak masuk di ISG 2017 karena di ajang ISG 2013 Palembang, Indonesia sukses menembus partai puncak. Sayangnya, Indonesia kalah 0-1 dari Maroko saat itu.

"Kalau bicara prestasi, kita sebelumnya bisa jadi runner-up. Memang, saat itu kita kalah dari Maroko. Mereka (Maroko) hanya menurunkan tim ketiga. Tapi, yang jelas status kita tetap runner-up," ucap Muddai. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya