Strategi Pengamanan dan Sejarah Minor Persib Kontra Persija

Persiapan polisi jelang Persija Jakarta vs Persib Bandung
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fajar Sodiq

VIVA.co.id – Pekan 16 Liga 1 2017, Sabtu 22 Juli 2017, menggelar tiga laga di wilayah berbeda. Semua vital. Tapi pasti, energi dan perhatian tersedot ke duel klasik Persib Bandung kontra Persija Jakarta. Aparat keamanan pun siaga total.

Pelatih Persib Puji Timnas Indonesia U-23 Lolos ke Perempat Final Piala Asia U-23

Tren Persib terus memburuk. Dari tiga laga terakhir, hanya 1 poin masuk saku. Persib terpuruk di urutan 14 klasemen dengan 20 poin dari 15 laga. Sebaliknya, Persija yang belum terkalahkan dalam 10 laga terakhirnya duduk di posisi 7. Ismed Sofyan cs mengangkangi Atep Rizal cs dengan jarak 4 angka.

Persib bermasalah, apalagi ditinggal Djadjang “Djanur” Nurdjaman, bakal kian tak karuan jika gagal membendung gairah Persija buat menembus jalur pacu juara. Meski demikian, ketimpangan kondisi ini tak menyurutkan daya ledak bentrok Persib kontra Persija di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA).

Persib Bandung dalam Atmosfer Bagus Jelang Lawan Borneo FC

Daya ledaknya tetap tinggi. Pemicunya bukan hanya pertaruhan martabat dua bebuyutan di lapangan, tapi juga gesekan kelompok suporter. Semua tahu Bobotoh maupun Viking di belakang Persib tak pernah akur dengan The Jakmania yang mendukung Persija. Sederet insiden meronai gesekan mereka.

Tak aneh jika duel klasik Persib kontra Persija di GBLA jadi pusat perhatian. Magnetnya jauh lebih kuat dari dua laga lain di pekan 16 Liga 1 2017 yang juga digulir Sabtu 22 Juli 2017, Barito Putera kontra Madura United di Stadion 17 Mei, Banjarmasin, dan Borneo FC melawan Perseru Serui di Stadion Segiri, Samarinda.

Respons Pelatih Persib Usai Championship Series Liga 1 Dipastikan Pakai VAR

Wajar pula jika kompleksitas di balik duel klasik Persib kontra Persija diantisipasi dengan kesiagaan total aparat keamanan. Tak ada yang mau insiden buruk akibat gesekan kelompok suporter berulang dan merembet ke GBLA. Semua mau duel klasik Persib kontra Persija mulus dan tetap seru dalam koridor sportivitas.

PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) menyerahkan urusan pengamanan ke panitia pelaksana (panpel) Persib dan aparat setempat. The Jakmania dicegah masuk Bandung, Polda Jawa Barat dan Polrestabes Bandung mengerahkan 2.500 personel. Ini demi menjamin kemurnian laga. Boleh sengit asal tetap fairplay.

Strategi Pengamanan Duel Klasik Persib Bandung-Persija Jakarta: 

- Polda Jabar dan Polrestabes Bandung menurunkan 2.500 personel.

- Penjinak bom (Jibom) dan Tim Pemukul ikut diturunkan guna mengantisipasi teror kelompok JAD Bandung Raya yang diduga berencana mengebom Stadion GBLA.

Mencegah The Jakmania masuk wilayah Bandung sebelum dan selama laga Persib kontra Persija berlangsung.

Memeriksa secara mendetail setiap anggota Bobotoh maupun Viking di pintu masuk GBLA.

- Melarang Bobotoh maupun Viking membawa senjata tajam, botol air mineral, benda-benda keras, dan menyalakan flare.

Drama di Balik Duel Klasik Persib Bandung-Persija Jakarta:

27 Mei 2014: Dilarang masuk stadion, oknum Bobotoh memicu kerusuhan dengan The Jakmania di seputaran Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), bahkan melebar. Tiga orang tewas.

22 Juni 2013: Bus Persib diserang bom molotov oknum The Jakmania saat bergerak menuju SUGBK. Manajer Umuh Muchtar memutuskan Persib kembali ke Bandung. Laga kontra Persija ditunda.

28 Agustus 2013: Oknum The Jakmania dan Bobotoh bentrok di Stadion Maguwoharjo, Sleman, saat laga Persija-Persib baru berjalan 16 menit. Selesai laga, bentrokan berlanjut dan baru reda setelah polisi menyemprotkan gas air mata.

9 Mei 2014: Bermaksud mendukung Persija yang main di Bandung, 23 bus pengangkut 2.000 anggota The Jakmania diadang polisi di km 66. Saat hendak balik ke Jakarta, sebagian oknum The Jakmania turun dari bus dan mengamuk. Mereka berhadapan dengan polisi. Situasi teratasi setelah polisi meletuskan tembakan ke udara.

1976: Laga tak tuntas. Persija tak mau melanjutkan laga menyusul beberapa keputusan kontroversial wasit. Mereka pun dinyatakan kalah 0-7 dari Persib di final Piala Yusuf.

21 Juni 2001: Persija bungkam Persib 3-0 Kemenangan ini membantu Persija naik podium juara Liga Indonesia.

4 September 2005: Persib menolak main karena menganggap situasi stadion tak aman.  Tribun disesaki suporter Persija. Jadwal kickoff digeser sampai situasi normal. Persib akhirnya kalah 0-3.

16 Agustus 2007: Dalam perjalanan menuju Stadion Lebak Bulus, bus rombongan Persib diteror dan dilempari batu. Dua pilar Persib, Redouane Barkouwi dan Cristian Bekamenga, menolak tampil. Persija menang 1-0 atas Persib. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya