- businessreviewonline.com
VIVAnews - Bahrain menjadi negara pertama yang melarang warganya menggunakan BlackBerry untuk menyebarkan berita lokal mulai Rabu, 6 April 2010 lalu.
Pejabat Kementerian Kebudayaan dan Informasi bidang pers dan publikasi, Abdullah Yateem mengatakan keputusan itu diambil karena 'kebingungan' dan 'kekacauan' yang disebabkan penyebaran berita tanpa izin.
"Kami akan menindak individu atau institusi yang meyebarkan berita karena melihat dampak yang ditimbulkan penyebaran berita ini, terutama karena individu atau institusi yang melakukannya tidak mendapat izin resmi dari Kementerian," kata Yateem melalui pernyataan resmi seperti dikutip laman Earthtimes.
Pengguna layanan BlackBerry di Bahrain meningkat selama beberapa bulan terakhir. Mereka menjadi bagian dari arus informasi yang berisi jebakan polisi lalu lintas, peristiwa yang mereka saksikan, dan berita politik. Bahkan setidaknya satu harian lokal dan kelompok politik menggunakan BlackBerry untuk menyiarkan berita.
Sebagai langkah awal, pemerintah Bahrain telah menutup akses memasuki layanan penyedia berita, 'Breaking News', yang dijalankan jurnalis dan hanya menyiarkan berita resmi dan berita utama koran. Layanan ini diikuti lebih dari 12 ribu pendaftar.
Keputusan Bahrain ini dibuat kurang dari sebulan setelah operator layanan seluler ketiga Bahrain meluncurkan layanan yang terfokus kepada perbaikan koneksi data mobile. Empat bulan sebelumnya, pemerintah Bahrain juga mendapat penghargaan sebagai penyedia layanan pemerintahan dalam jaringan terbaik di antara negara-negara di kawasan Teluk.