Lumba-lumba Merah Muda Segera Punah

Lumba-lumba merah muda
Sumber :
  • flickr.com
VIVAnews -
Momen Presiden Joko Widodo jadi Saksi Nikah Anak Wamenaker Afriansyah Noor
Cerdas, sosial, dan punya reputasi sebagai penolong manusia di lautan luas, adalah keistimewaan dari mamalia laut yang dikenal dengan nama lumba-lumba.

Fairuz A Rafiq Beberkan Kondisi Terkini Usai Dilarikan ke RS Bersama Buah Hati

Namun, nampaknya kita bakal sulit melihat keistimewaan dari lumba-lumba merah muda atau
Indonesia Bakal Jadi Basis Produksi Mobil Listrik Canggih
pink di Hong Kong. Sebab, baru-baru ini, kelompok konservasi asal Hong Kong merilis peringatan bahwa lumba-lumba merah muda yang sangat terkenal itu sedang terancam punah.


Lumba-lumba merah muda yang juga dikenal lumba-lumba putih Cina, memiliki habitat di perairan Hong Kong, dan diperkirakan populasinya tersisa 158 ekor pada tahun 2003.


Tapi, berdasarkan hitungan terbaru Hong Kong Dolphin Conservation Society, dilansir
Live Science,
8 Mei 2013, pada tahun 2011 populasi Lumba-lumba merah muda menurun jadi 78 ekor. Ini menandakan lumba-lumba itu semakin langka.


"Terserah pemerintah dan warga Hong Kong, apakah mau peduli dengan keadaan ini," kata Samuel Hung, Chairman
Hong Kong Dolphin Conservation Society.


Dia menegaskan, lumba-lumba merah muda akan segera lenyap dari lautan jika tidak ada tindakan cepat untuk menyelamatkannya.  "Kami yakin 99 persen, lumba-lumba di perairan Hong Kong mati karena tercemarnya air laut," tegas Hung.


Tak hanya akibat polusi, Janet Walker, juru bicara
Hong Kong Dolphin Conservation Society
mengatakan, berkurangnya populasi lumba-lumba merah muda juga disebabkan karena meningkatnya pembangunan di sekitar perairan Hong Kong.


"Kami telah mengirimkan proposal mengenai dampak potensial dari perluasan landasan pacu bandara internasional Hong Kong ke wilayah perairan Hong Kong," ujar Walker.


"Efek dari sinyal sonar pesawat sangat berbahaya bagi lumba-lumba," tegasnya.


Sejatinya, populasi lumba-lumba terus menyusut di seluruh dunia. Keadaan itu disebabkan oleh penyakit, teknik penangkapan ikan para nelayan, polusi, perubahan iklim, dan beberapa ancaman lain. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya