Apple Jadikan China Pasar Penting iPhone "Versi Murah"

iPhone 5C dalam lima pilihan warna
Sumber :
  • REUTERS/Jason Lee

VIVAnews - Apple baru saja menghadirkan iPhone terbaru. Perusahaan teknologi besutan Steve Jobs itu memperkenalkan iPhone 5C untuk konsumen menengah (low-end) dan iPhone 5S untuk kelas atas (high-end).

Huruf C pada tipe iPhone 5C memiliki arti colour dan cheap (warna dan murah). Namun, bisa juga C itu adalah China, karena sepertinya Apple benar-benar ingin menguasai pasar ponsel di Negeri Tirai Bambu itu.

Pada peluncuran perdana iPhone 5C, Phillip Schiller, Senior Vice President of Worldwide Marketing Apple, seperti dilansir ABC News, 12 September 2013.
mengatakan, "Ini pertama kalinya Apple memilih China sebagai negara penerima produk iPhone 5S dan 5C pertama pada 20 September nanti."

Alasan memilih China sebagai sasaran utama produk Apple sangat masuk akal, mengingat hampir setengah miliar penduduk China sudah menggunakan ponsel pintar untuk mengakses Internet. Tapi, dari setengah miliar penduduk, hanya 12 persen yang menggunakan produk Apple.

Menurut Carl Howe, Vice Presiden Yankee Group Consumer Research, Apple harus menyediakan iPhone 5S dan 5C di toko-toko ponsel di China ketika ponsel itu pertama kali diluncurkan.

"Berdasarkan rumor toko-toko ponsel di China lebih menghasilkan banyak uang. Penghasilan satu toko ponsel di China sama dengan lima toko ponsel di New York, Amerika Serikat," kata Howe.

Tapi sayangnya, tambah Howe, ponsel keluaran Apple hanya digunakan oleh orang-orang kaya di China. Harga produk Apple masih di atas rata-rata gaji pekerja di China.

"China mungkin menjadi pasar negara terbesar kedua Apple, tapi masih banyak segmen masyarakat China yang belum mampu membeli produk Apple," ujar Howe.

Sementara menurut Rob Enderle, Analis dari Enderle Group, Di China, iPhone 5C 16GB dibanderol dengan harga US$728, atau setara Rp8,2 juta. Sedangkan iPhone 5S 16GB dihargai US$858, atau sekitar Rp9,7 juta.

"Harga itu masih sangat mahal bagi penduduk China. Sementara banyak ponsel di China yang harga berkisar US$100-US$200, atau setara Rp1,1 dan Rp2,2 juta," kata Enderle.

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, Perindo Sampaikan 4 Sikap

Masih Mahal

Berdasarkan riset yang dilakukan Sina Corp, hanya tiga persen dari 9.000 orang pegawai di China yang ingin membeli ponsel 5C. Para pegawai itu rata-rata mengatakan bahwa harga iPhone 5C masih sangat tinggi.

"Salah satu cara agar produk Apple bisa dibeli oleh penduduk China adalah Apple harus bekerjasama dengan operator selular di China. Operator China Mobile adalah yang paling tepat, karena sudah memiliki 750 juta pelanggan di China," kata Howe.

Howe pun memprediksikan iPhone 5S dan 5C akan sukses penjualannya di seluruh dunia pada penjualan perdana 20 September nanti. "12 juta iPhone terbaru akan ludes dibeli orang sampai akhir September. Itu adalah penjualan ponsel terbesar dalam sejarah," kata Howe. (eh)

Peringati Hari Kartini, Peran Perempuan dalam Industri 4.0 Jadi Sorotan di Hannover Messe 2024
Ilustrasi sosial media

Menyelami Dampak Negatif FOMO pada Pengguna Media Sosial

Fenomena FOMO, yang ditandai oleh perasaan tidak nyaman karena merasa tertinggal dalam hal-hal tertentu, menjadi perhatian dalam diskusi.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024