UGM Kembangkan Alat Pemantau Merapi Real Time

Alat pemantau Merapi
Sumber :
  • VIVAnews/Daru Waskita
VIVAnews
Jeno NCT Ulang Tahun ke-24! Fakta Menarik Sang 'Kapten' NCT yang Jarang Diketahui
- Masyarakat yang menetap di daerah rawan erupsi Gunung Merapi baik di Yogyakarta dan Jawa Tengah patut merasa senang dengan temuan ini. Mereka akan dapat memonitor secara langsung aktivitas Gunung Merapi dengan
handheld.
Berhasil Gagalkan Penyelundupan Sabu, 2 Prajurit Pulanggeni Kopasgat TNI AU Dapat Penghargaan
Alat ini  
Cegah Kecurangan dalam Seleksi ASN, Menpan-RB Siapkan Teknologi Face Recognition
dikembangkan oleh tim peneliti dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

Ketua tim pengembang Handheld
Merapi Monitor, Prof. Ir. Sunarno mengatakan bahwa dengan
handheld
ini semua informasi perkembangan aktivitas Gunung Merapi dapat diketahui secara
real time
. Informasi mencakup aktivitas seismik, cuaca, suhu, kelembaban, curah hujan, serta informasi parameter bahaya lainnya.


“Dengan adanya informasi yang bersifat
real time
maka dapat  meminimalisir jatuhnya korban jiwa jika terjadi bencana,” katanya, Jumat, 5 Oktober 2013


Pengembangan
handheld,
katanya
dibangun dalam sebuah stasiun di daerah Balerante, Klaten, Jawa Tengah, yang terdiri dari rangkaian sensor mulai dari sensor seismik, sensor parameter cuaca, dan sensor parameter gas beracun.  Dari stasiun data yang ditangkap sensor selanjutnya dikirim ke pusat pemantau dengan
transceiver
dan modulator
frequency-shift keying
(FSK) .


“Jadi dari stasiun data digital yang diperoleh diubah dalam bentuk suara,
frequency-shift keying
yang kemudian ditangkap dengan HT. Lalu data yang telah ditangkap diubah menjadi bentuk digital kembali setelah diproses melalui
decoder handheld
yang telah dihubungkan ke HT," katanya.


Sunarno menjelaskan bahwa dengan
decoder handheld
yang dihubungkan ke HT dengan frekuensi penerima UHF, masyarakat bisa memantau secara langsung kondisi terkini Gunung Merapi.


“Jadi masyarakat bisa siap siaga dengan kondisi bahaya bencana yang mungkin terjadi,” ujar Kepala Lab Sensor dan Sistem Terkontrol Jurusan Teknik Fisika UGM ini.


Melalui HT tersebut, informasi terkini tentang Merapi tak hanya bisa dimonitor di wilayah Yogyakarta saja, melainkan hingga kawasan Surakarta, Sragen, Wonogiri, Purworejo, dan Kebumen.


“Kalau memakai antena luar informasinya bisa dimonitor sampai Jawa Barat dan Jawa Timur. Masyarakat pun bisa langsung mengakses info terkini Merapi melalui internet,” katanya.


Sunarno menyebutkan,
decoder handheld
mampu mengirimkan data dengan energi listrik mandiri --menggunakan solar sel -- yang mampu bertahan hingga tiga hari. Dengan demikian sistem informasi tidak akan terputus meski jaringan listrik PLN mati.


“Saat ini kami juga tengah mengembangkan aplikasi telemonitoring berbasis Android,” kata Sunarno.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya