Tiga Tahap Penting dalam Kelola Big Data

Green data center IBM
Sumber :
  • dwhs.net
VIVAnews -
Berduka Atas Meninggalnya Ayah Nassar, Inul Daratista Beri Doa Terbaik
Meledaknya data dalam jumlah besar, atau dikenal dengan istilah
'big data',
Live World Boxing Welter Super WBO dan WBC, Tszyu vs Sebastian Fundora Tayang Akhir Pekan di tvOne
menjadi masalah dalam pengelolaannya. Umumnya terjadi di perusahaan-perusahaan skala enterprise dengan jumlah pelanggan besar pula, seperti perbankan, telekomunikasi, asuransi, dan sebagainya.
Daftar Tempat Charging Mobil Listrik di Tol Trans Jawa saat Mudik Lebaran 2024

Menurut Munir M Ali, CEO Crowe Horwath Indonesia, tantangan mengolah big data tak hanya sebatas mengolah saja, tapi juga menampilkan data tersebut secara visual dan cepat.


Untuk melakukan pengolahan, harus diketahui dulu tahap-tahapnya. Itu berfungsi untuk memudahkan perusahaan yang jumlah datanya sangat besar.


"Tahap pengolahan big data itu dibedakan menjadi tiga, big data 1.0, big data 2.0, dan big data 3.0," kata Munir pada
VIVAnews,
di Jakarta, 8 November 2013.


Big data 1.0, pada tahap ini difokuskan pada tersedia fasilitas untuk melakukan pengolahan data dalam jumlah besar yang berasal dari konsumen, vendor, stakeholder, dan lainnya. Fokus pada tahap ini adalah tentang bagaimana data-data itu diolah.


Kedua, big data 2.0, tahap lanjutan setelah dilakukan pengolahan data. Tahap ini adalah bagaimana Anda sebagai pengolah data dapat menyakinkan pihak manajemen perusahaan bahwa data yang sudah diolah bisa menceritakan sesuatu mengenai kinerja perusahaan.


Data-data tersebut seperti data penjualan, data tentang produk yang paling menguntungkan, data wilayah yang paling merugi, dan lainnya. Selain itu, di tahap ini, data-data yang sudah diolah harus bisa membantu pihak manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan.


"Rata-rata perusahaan di Indonesia baru sebatas tahap big data 1.0 dan big data 2.0 dalam pengelolaan data. Data sudah diproses dan dikelola, tapi belum digunakan untuk pengambilan sebuah keputusan," ujar Munir.


Di tahap big data 3.0, pengguna harus bisa membedakan antara data yang paling penting dan tidak penting. Sebenarnya, di dalam big data itu kebanyakan adalah data junk (sampah). Sehingga, diperlukan ahli untuk memilah-milih data yang bukan sampah dan menyajikan kepada pihak manajeman perusahaan.


"Tantangan di tahap big data 3.0 adalah bagaimana para ahli sudah memastikan data-data penting apa yang akan digunakan, sehingga dalam tahap pengolahan data para ahli sudah tahu data-data apa saja yang dilaporkan ke pihak perusahaan," jelas Munir. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya