Membengkaknya klien yang memilih solusi-solusi SAP menyebabkan bertambahnya kebutuhan akan konsultan SAP.
Togar Manurung, GM Territory Sales Operations SME SAP Indonesia mengatakan, hampir 90 perusahaan telah mengadopsi solusi-solusi SAP. "Tiap minggu proyek baru, bisa sampai dua atau lebih. Oleh sebab itu, kita sangat butuh tenaga konsultan baru," ujarnya.
Hal itu, menurut Togar, juga dipicu oleh banyaknya konsultan SAP asal Indonesia yang mengerjakan projek-projek SAP di luar Indonesia. Sebab, disinyalir honor yang ditawarkan juga relatif lebih besar.
Hingga saat ini, SAP terus menempuh langkah-langkah yang dapat menciptakan pertumbuhan konsultan SAP di Tanah Air. Salah satu, program formal yang ditawarkan SAP kepada calon konsultan adalah SAP Academy.
Namun, program kelas ini ternyata sedikit peminatnya, karena memakan waktu peserta yang sudah bekerja. Akhirnya, pertengahan Juli lalu SAP memperkenalkan SAP e-Academy, sebuah program akademi non-kelas yang waktunya relatif lebih fleksibel, dan harganya lebih murah 50 persen dari kelas SAP Academy .
"Kita harap e-Academy, mampu mengundang perhatian calon konsultan SAP di luar sana," jelas Togar, yang memaparkan biaya untuk SAP e-Academy adalah sekitar USD 2.500 (Rp 25 juta) sampai selesai.
SAP juga menggelar program UAP, University Aliance Program, yakni program kerja sama dengan institusi-institusi pendidikan atau universitas. Togar menjelaskan, kerja sama tersebut meliputi sosialisasi pengetahuan seputar SAP yang diintegrasikan ke dalam kurikulum institusi-institusi pendidikan tersebut.
Lebih dari itu, Jessica Schwarze selaku Marketing Manager SAP Indonesia mengatakan, SAP menyelenggarakan SAP Career Day setiap tahun guna mendapatkan konsultan-konsultan baru yang fresh graduate.
"Di sana, para peserta dibolehkan berinteraksi langsung dengan mitra-mitra kami. Selanjutnya, peserta bisa mendapatkan beasiswa untuk SAP Academy ataupun SAP e-Academy dengan referensi mereka," jelas Jessica.
