Hawking Dukung Usulan Bantuan Mati untuk Pasien Sekarat

Stephen Hawking
Sumber :
  • Reuters
VIVAnews - Fisikawan kondang, Stephen Hawking mendukung rancangan aturan Assisted Dying atau bantuan untuk mati, yang kini masih diperdebatkan di Inggris. 
Heboh! Beredar Foto Pendeta Gilbert Peluk Bendera Israel

Hawking menekankan setiap orang memiliki hak untuk memilih hidup maupun mengakhiri hidupnya. 
Warga Brebes Ramai-ramai Gadai Emas Usai Dipakai Lebaran

Melansir BBC, Kamis 17 Juli 2014, tapi fisikawan itu melihat usulan aturan bantuan mati itu diskriminatif terhadap penyandang disable untuk menolak hak bunuh diri. 
WNI di Qom: Iran Malah Menunggu-nunggu Serangan Balasan Israel, Rakyatnya Tidak Takut

"Rancangan aturan itu akan salah untuk menghilangkan harapan dan menjalankan bunuh diri, kecuali seseorang dalam kesakitan parah. Tapi itu masalah pilihan," ujarnya. 

Ia menghormati hak individu untuk menentukan akhir hidupnya. 

"Kita seharusnya tak mengambil kebebasan individu untuk memilih mati," ujar profesor dari Universitas Cambridge. 

Hawking secara pribadi mengakui pernah berkeinginan mengakhiri hidupnya. Namun akhirnya ia tak jadi memilihnya. 

"Saya sempat mencoba bunuh diri dengan tidak bernafas, namun refleks untuk bernafas ternyata lebih kuat," katanya. 


Hanya Pasien Sekarat


Saat ini rancangan aturan bantuan mati itu tengah menjadi polemik di Majelis Tinggi Inggris. 

Usulan aturan itu, memungkinkan dokter memberi resep dosis kepada pasien. Namun ada ketentuan khusus, aturan ini diberlakukan hanya untuk pasien yang sekarat, dengan acuan tidak akan bertahan hidup kurang dari 6 bulan.

Pernyataa pasien tidak akan hidup lebih dari 6 bulan itu harus disampaikan oleh dua dokter.

Rancangan aturan itu akan memungkinkan dokter membuat pasien sekarat meninggal dengan resep obat mematikan. 

Menurut situs yang mendukung rancangan aturan bantuan mati, Dignityindying.org.uk, aturan itu sudah berjalan di Oregon, Amerika Serikat selama lebih dari 16 tahun. Tapi di Inggris, cara ini masih ilegal.

Situs itu menuliskan bantuan ini dilakukan kepada pasien yang kompeten secara mental, membuat pilihan sesuai kehendak mandiri. Dan setelah menyatakan menempuh bantuan itu, pasien akan mendapatkan perlindungan hukum ketat, sebelum kemudian mengambil obat resep dari dokter. 

Situs kampanye itu menekankan bantuan mati berbeda dengan bantuan bunuh diri (assisted suicide) atau euthanasia, yang sudah berlaku dibeberapa negara.

Pada bantuan bunuh diri memungkikan dilakukan pada pasien yang sakit kronis dan disable namun tidak dalam keadaan sekarat dan euthanasia bisa mengakhiri hidup dengan memberikan langsung tanpa persetujuan pasien.

Tapi aturan bantuan mati itu hanya diberlakukan pada pasien yang tengah sekarat. 

Aturan bantuan bunuh diri telah diperbolehkan di Swiss, sedangkan praktik euthanasia secara sukarela diberbolehkan di Belanda dan Belgia.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya