Laser Ini Akurat Deteksi Bom dari Jarak Setengah Mil

Sinar laser
Sumber :
  • sandia.gov
VIVAnews - Identifikasi bahan peladak atau material berbahaya biasanya penuh dengan risiko. Saat mendekati material peledak, bisa saja bahan berbahaya itu sudah meledak terlebih dahulu. 
3 Orang Tewas Imbas Longsor dan Banjir Lahar Dingin di Wilayah Gunung Semeru

Tapi kini, telah ditemukan cara yang relatif aman untuk mendeteksi bahan peladak, bahkan mendeteksi dari jarak setengah mil atau 800 meter.
Nikita Mirzani Beberkan Pemicu Kandasnya Jalinan Asmara Hingga Soal Kesetiaan
 
Mengutip Futurity, Kamis 14 Austus 2014, peneliti Texas A&M University, Amerika Serikat telah menemukan sebuah laser yang bisa dimanfaatkan mendeteksi bahan peledak, bahan kimia berbahaya sampai agen biologis mematikan seperti anthrax dan racun ricin. 
Kasus Pemerasan Firli Bahuri Mandek, Kombes Ade Safri: Pasti Tuntas

Peneliti mengatakan sinar laser bekerja dengan menganalisa objek bahan berbahaya dan memanfaatkan pancaran yang dihasilkan untuk dideteksi.

Saat sinar laser kontak dengan molekul yang hadir dalam bubuk peledak, maka akan menghasilkan efek sebaran atau hamburan. Efek ini kemudian dapat dianalisa untuk mengembangkan karakteristisk molekul yang menunjukkan unsur kimia tertentu. 

Vladislav Yakovlev, Profesor Departemen Teknik Biomedis, Texas A & M University mengklaim analisa unsur kimia itu sangat akurat. 

"Dalam penelitian, kami mengidentifikasi nitrat individu pada bubuk pada jarak setengah kilometer. Dalam satu tembakan, kami mampu membedakan bahan kimia dengan akurasi 99 persen. Dan saat ini kami tengah mengembangkan identifikasi pada jarak yang lebih jauh," ujar Yakovlev.

Disebutkan kunci analisa kimia pada bahan berbahaya yang ditargetkan yaitu kemampuan pancaran. Keberhasilan ini dikatakan karena peneliti mampu menghasilkan pancaran yang bisa dideteksi spektrometer pada jarak lebih dari setengah mil. 

Umumnya, untuk mengumpulkan sinyal yang kuat dari jarak jauh memang masih jadi hambatan dalam pengembangan teknologi sensor jarak jauh. Namun, dengan mengambil keuntungan dari sifat yang melekat dari bubuk sasaran, peneliti mampu memperkuat pancaran secara dramatis. 

Efek Raman

Dalam ujicoba, bubuk mampu memberikan penguatan sinar. Memang saat laser melewati bubuk, panjang gelombang bubuk tak dapat diserap. Tapi sebaliknya, beberapa sinar hamburan laser dan panjang jalur bubuk bakal meningkat akibat efek hamburan ganda. Efek hamburan ini disebut efek Raman. 

Kemudian hamburan sinar yang dipancarakan dari bubuk akan tervisualissi secara kuat dan menyebar. Pancaran yang sangat terang ini kemudian dikumpulkan dari jarak jauh dan dianalisa. 

"Kami mendapatkan energi besar ke dalam sistem ini, pada waktu yang singkat. Ini lah yang memungkinakan terjadi," ujar dia. 

Peneliti juga mengatakan akan meningkatkan efisiensi hamburan sinar mencapai sembilan kali lipat, dengan demikian akan ada lebih banyak sinar yang terdeteksi dari jarak yang lebih jauh. 

Yakovlev mengatakan ini dapat digunakan oleh kalangan militer di masa depan. 

"Idealnya Anda ingin menargetkan zat mencurigakan dari pesawat terbang, tapi kini mungkin bisa memancarkan sinar laser di bubuk dan mengumpulkan sinyal yang dihasilkan dengan antena parabola yang kuat," ujar dia. Kemudian skema ini memudahkan analisa dan menjauhkan personel militer dari risiko berbahaya.

Riset ini disebutkan mendapat dukungan dana dari Yayasan Sains Nasional AS dan Laboratorium Angkatan Udara AS.

Selain peneliti Texas A&M University, riset ini juga terdapat peneliti dari Moskom State University.

Temuan ini telah dipublikasikan di Nature Communications dan the Proceedings of the National Academy of Sciences.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya