Ditemukan, Gen Penyebab Jet Lag

gen
Sumber :
  • besteasyseo.blogspot.com
VIVAnews - Sering merasakan kelelahan usai melalui perjalanan panjang dengan pesawat terbang? Terlebih saat perjalanan melewati perbedaan zona waktu, kemungkinan akan mengalami jet lag, atau mabuk terbang. 

Peneliti kini mengklaim telah menemukan sumber dari kondisi yang sering disebut jet lag.

Ilmuwan di Salk Institute for Biological Studies, Amerika Serikat berhasil mengidentifikasi sebuah gen yang bertanggungjawab atas problem ini. Gen itu adalah Lhx1.

Mengutip Science Daily, Jumat 15 Agustus 2014, gen itu dianggap turut berkontribusi mengatur ritme tidur dan bangun pada manusia.

Dalam menemukan gen itu, ilmuwan mendalami pola gen di bagian otak yang disebut suprachiasmatic nuclei (SCN). 

Peneliti menyebutkan setiap sel dalam tubuh pada dasarnya memiliki 'jam', sebuah keberlimpahan protein yang mengalami penurunan dan kenaikan hampir 24 jam. 

Nah 'jam utama' ini bertanggungjawab bagi siklus ritme sirkadian dan menjaga sel tubuh tetap terjaga saat sinkronisasi. SCN, yang berupa paket kecil pada 20 ribu neutron di bagian hipotalamus otak, disebutkan berkontribusi pada pola ritme biologi itu. 

Selain di otak, SCN di area lain juga saling berkomunikasi secara intens. Dan interaksi itu dikombinasikan dengan paparan gelap dan terang melalui sirkuit visi. 

Tapi hubungan erat sel-sel SCN disebutkan membantu sel secara kolektif menolak perubahan. Paparan sinar terang disebutkan memasang kembali kurang dari setengah sel SCN. Ini mengakibatkan jangka waktu jet lag kian lama. 

Studi Pada Tikus

Dalam penelitian, ilmuwan menemukan gen ini dalam uji coba pada tikus. Peneliti sengaja menganggu siklus gelap terang pada tikus kemudian membandingkan perubahan ekspresi ribuan gen pada SCN dengan jaringan tikus lainnya. 

Peneliti mengidentifikasi 213 perubahan ekspresi gen unik SCN dan penyempitan pada 13 ekspresi gen. Perubahan itu dikodekan dengan molekul yang mematikan dan menghidupkan gen lain. Dari pencatatan perubahan itu, peneliti menemukan hanya satu yang gen, Lhx1, yang tertekan oleh dampak sinar terang.

"Tak ada seorangpun yang pernah membayangkan Lhx1 mungkin begitu rumit terlibat dalam fungsi SCN," ujar Shubroz Gill, peneliti doktoral dan salah satu penulis dalam studi ini.

Sepanjang ini, Lhx1 dikenal perannya dalam pengembangan saraf. Gen ini dikatakan sangat vital, tanpa gen ini, tikus tak akan bertahan hidup. 

Identifikasi peran Lhx1 sebagai pengatur gen utama pada siklus gelap terang merupakan temuan pertama kalinya.

Pada riset di tikus itu, peneliti juga mendeteksi berkurangnya protein Lhx1, ini dikaitkan dengan ketidaksinkronan neuron SCN satu dengan yang lain, meski tampil berirama secara individual. 

Untuk itu, peneliti akan bekerja lagi mendalami bagaimana gen Lhx1 mempengaruhi ekspresi gen yang menciptakan sinkronisasi. 

Obat Alternatif

Sedangkan Satchidananda Panda, peneliti pembantu di Salk Institute mengatakan ada opsi lain untuk mengobati jet lag, yaitu memanfaatkan peptida intestinal vasoaktif atau Vip. 

Vip merupakan molekul yang berperan penting dalam pengembangan dan berperan sebagai hormon dalam usus dan darah. Di otak, Vip mempengaruhi komunikasi sel. Tim menemukan, kata Panda, dengan menambahkan Vip maka akan memulihkan sinkronisasi sel di SCN.

"Pendekatan ini membantu kita untuk menutup kesenjangan pengetahuan dan menunjukkan bahwa Vip adalah protein yang sangat penting, setidaknya untuk SCN. Hal ini dapat mengkompensasi hilangnya Lhx1," kata Panda. 

Panda menambahkan pemotongan pada Vip bisa menjadi cara lain mengobati jet lag. Vip dapat menjadi sasaran obat yang lebih mudah dibanding Lhx1, sebab Vip dikeluarkan dari sel dibanding bagian dalam sel.

"Jika kami menemukan obat yang akan memblokir reseptor Vip atau entah bagaimana memecah Vip, kemungkinan akan membantu kita mengatur ulang jam (ritme) lebih cepat," tambahnya. 

Identifikasi Lhx1 membantu ilmuwan mengarahkan pada strategi penanganan bagi orang yang memiliki problem tidur akibat berbagai penyakit, pekerja jadwal malam sampai pengelana yang sering dihantui jet lag. Studi ini telah dipublikasikan di eLife.
Bumi Resources Raih Laba Bersih US$67,63 Juta di Kuartal I-2024
Dedi Mulyadi

Pencalonan Pilgub Jabar, Dedi Mulyadi: Jangankan Maju, Mundur Saja Siap

Soal Pencalonan Pilgub Jabar, Dedi Mulyadi : Jangankan Maju, Mundur Saja Siap

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024