Sumber :
- qraved.com
VIVAnews - Bagi Anda penggemar cokelat, simaklah tantangan dari Cambridge University. Universitas populer di tanah Inggris itu tengah mencari 'doktor cokelat'.
Mengutip Economic Times, Senin 18 Agustus 2014, universitas itu menantang para ilmuwan dan penggemar cokelat untuk mendalami bagaimana ketahanan cokelat agar tidak meleleh dalam iklim yang hangat.
Tantangan ini pun tampaknya serius. Sebab universitas itu menyediakan dana sepenuhnya untuk program 'doktor cokelat' itu.
Proyek riset ini memang bersifat eksperimental, namun demikian informasi lowongan itu menegaskan riset tetap memerlukan kemampuan matematika yang bagus.
"Pendanaan penuh beasiswa doktoral 3,5 tahun tersedia untuk mempelajari dasar-dasar cokelat tetap stabil dalam kondisi hangat," tulis iklan pencarian doktor dari Departemen Teknik Kimia dan Bioteknologi Cambridge University.
Tantangan untuk tetap menjaga cokelat pada iklim hangat ini memang beralasan. Jika berhasil, tantangan ini bakal meningkatkan keuntungan perusahaan cokelat. Untuk diketahui, nilai pasar cokelat dunia tahun lalu saja mencapai lebih dari US$85 miliar setara Rp988 triliun.
Disebutkan Eropa menyumbang 45 persen dari pendapatan cokelat dunia.
Sayangnya karena terbentur sebuah peraturan, tantangan ini hanya berlaku untuk warga negara yang masuk dalam kawasan Uni Eropa saja.
Selain itu, penantang harus memenuhi beberapa syarat, antara lain, memiliki pengalaman dalam penyelidikan eksperimental dan setidaknya telah menempuh studi 4 tahun di tingkat universitas. Kualifikasi dengan disiplin ilmu fisika, kimia, ilmu material atau rekayasa lebih diutamakan.
Kandidat diminta untuk mengajukan aplikasi lamaran sampai tenggat 29 Agustus 2014. Cambridge sejauh ini belum merilis berapa gaji atau upah yang akan ditawarkan untuk melakoni tantangan ini. (ita)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Pendanaan penuh beasiswa doktoral 3,5 tahun tersedia untuk mempelajari dasar-dasar cokelat tetap stabil dalam kondisi hangat," tulis iklan pencarian doktor dari Departemen Teknik Kimia dan Bioteknologi Cambridge University.
