Iptek Bisa Atasi Lahan Pertanian yang Makin Sempit

Ilustrasi tanah nganggur.
Sumber :
  • Antara/ Andreas Fitri Atmoko
VIVAnews
Terpopuler: 5 Kota Berbiaya Hidup Termahal di Indonesia, hingga Profil Mooryati Soedibyo
- Indonesia sejak dulu dikenal dengan hasil pertaniannya yang melimpah. Namun, saat ini sektor tersebut tidak didukung dengan ketersediaan lahan. Bahkan lahan yang ada semakin menyempit.

Top Trending: 4 Perempuan Pernah Jadi Istri Ari Sigit, Jayabaya Ramal Kemunculan Gempa Besar

Gusti Nurpansyah, Staf Khusus Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Media Kementerian Riset dan Teknologi, mengatakan hal itu sebabkan oleh ada pembangunan yang semakin merajalela.
Ganjar soal Prabowo Bakal Rangkul Lawan Politik: Saya Lebih Baik di Luar Pemerintahan 


"Sehingga lahan pertanian 'termakan' oleh pembangunan," ujar Gusti ditemui di Agro Techno Park, Palembang, Selasa 16 September.


Meskipun lahan pertanian di Indonesia semakin sempat, Gusti mengungkapkan itu bisa di atasi dengan teknologi Iptek. Ilmu Pengetahuan dan teknologi dianggap sebagai satu-satunya jalan untuk mengatasi permasalahan tersebut.


"Macam-macam sistem yang bisa digunakan, seperti nano teknologi, atau untuk menghasilkan bibit unggul yang akan digunakan," jelasnya.


Ia mengatakan, Jokowi, yang sewaktu kampanye menggemakan kedaulatan pangan, harus bisa mengatasi pembangunan wilayah yang mengancam lahan pertanian.


"Ancaman pembangunan ini harus diatasi, agar lahan pertanian semakin hari tidak semakin berkurang," katanya.


Seperti diketahui, dalam kampanye Pemilihan Presiden beberapa waktu lalu, Jokowi-Kalla memaparkan misi membangun kedaulatan pangan berbasis agribisnis kerakyatan melalui penyusunan kebijakan pengendalian atas impor pangan.


Jokowi-JK juga menjanjikan pembangunan irigasi, bendungan, sarana jalan, transportasi serta pasar dan kelembagaan pasar secara merata. Rehabilitasi jaringan irigasi yang rusak terhadap 3 juta hektare lahan pertanian dan 25 bendungan juga akan dilakukan oleh keduanya hingga tahun 2019.


Sedangkan urusan pembukaan lahan pertanian baru justru dilontarkan oleh lawannya, pasangan Prabowo-Hatta. Mereka berjanji akan mencetak 2 juta hektare lahan baru untuk meningkatkan produksi pangan, antara lain beras, jagung, sagu, kedelai dan tebu.


Peningkatan produksi menurut Prabowo-Hatta dapat mempekerjakan lebih dari 12 juta orang. Peningkatan produksi juga akan mempercepat pengembangan inovasi dan teknologi untuk meningkatkan produktivitas pertanian rakyat, terutama tanaman pangan termasuk hortikultura, peternakan dan perikanan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya