- Istimewa
VIVAnews - PT Sistemindo Teknotama Mandiri memperkenalkan senjata alat kejut merk Taser di Indonesia. Senjata itu langsung diperkenalkan dihadapan jajaran aparat kepolisian Mabes Polri dan pengunjung Pameran Indo Defence 2014 di Hall D Jakarta International Expo (JIE), beberapa hari lalu.
"Taser adalah terobosan baru bagi metode penegakan hukum di Indonesia," kata General Manager PT Sistemindo Teknotama Mandiri (STM) Christopher Rianto dalam keterangan tertulisnya, Jumat 14 November 2014.
Pada perkenalan senjata kejut itu, Christopher didampingi Denny Perez (pemegang lisensi Taser Internasional dari Amerika Serikat).
Christopher mengatakan, tingginya tingkat kriminalitas mendorong aparat kepolisian mengantisipasinya dengan menggunakan alat pelindung, seperti senjata kejut.
Makanya, kehadiran Taser dianggap menjadi pilihan yang lebih aman bagi aparat kepolisian dalam menjalankan tugas penegakan hukum. Menurutnya, senjata ini tak berpotensi melanggar hukum.
"Senjata kejut Taser aman digunakan dalam penanganan kasus kejahatan. Aparat keamanan, jika menggunakan senjata ini tidak akan melanggar Hak Asasi Manusia," jelasnya.
Ditambahkan Christpher, Senjata Taser dilengkapi dengan teknologi Charged Metering, yang mampu menyesuaikan arus listrik yang dihantarkan dari senjata ke tubuh manusia. "Itu, agar tak sampai mencapai tingkat kematian," katanya.
Disebutkan, Taser memiliki sejumlah keunggulan, di antaranya mampu melumpuhkan lawan tanpa menimbulkan cedera parah atau kematian. Taser ini juga mampu mencatat seluruh kejadian penembakan secara digital (Smart Weapon) sebagai pembuktian forensik (Embedded Ballistic Forensic).
“Taser memberikan kepastian hukum dengan perekaman data penembakan dan perekaman video. Jadi ke depannya, kita bisa meminimalisasi penggunaan senjata mematikan dan mencegah adanya laporan yang mungkin bertujuan mencemarkan nama baik instansi," kata Christopher.
Sementara itu, Kapuslitbang Mabes Polri, T. Mamadoa, mengatakan kehadiran Taser merupakan solusi aman dalam penegakan hukum dan keadilan di Indonesia.
"Di Amerika Serikat dan beberapa negara di dunia, warga sipil, khususnya kaum wanita sudah menggunakan alat ini untuk melindungi diri dari serangan kejahatan," tutur Mamadoa.
Baca juga :
(asp)