Internet Cepat di 900 MHz Dikhawatirkan Tak Optimal

Ilustrasi 4G
Sumber :
  • iStock

VIVAnews - Teknologi 4G LTE akhirnya telah digelar pertama kali di Indonesia. Pemerintah telah memutuskan menggelar teknologi generasi keempat itu pada frekuensi 900 MHz.

Langkah itu memang diakui untuk menjawab kebutuhan akses internet yang lebih cepat dari sebelumnya. Namun penggelaran 4G LTE pada frekuensi itu diperkirakan tak optimal.

"Saya khawatir tidak maksimal. Frekuensi itu butuh minimal 15 MHz untuk LTE. Kalau hanya 5 MHz tak optimal," ucap Direktur Eksekutif ICT, Heru Sutadi, kepada VIVAnews, Selasa, 9 Desember 2014.

Sebagaimana diketahui Telkomsel yang telah menggelar layanan 4G LTE komersial kemarin, mengalokasikan pita frekuensi 5 MHz di 900 MHz. Dua operator lain yang sudah ancang-anncang, Indosat dan XL, juga telah menjalani trial layanan 4G LTE dengan alokasi pita 5 MHz di frekuensi yang sama.

Heru menambahkan untuk menggelar layanan 4G LTE, seharusnya pemerintah melihat ekosistem dunia. Disebutkan, di negara-negara dunia yang mengimplementasikan 4G LTE, mereka mayoritas menggunakan frekuensi 1800 MHz. Untuk itu Heru mengatakan implementasi di Indonesia melalui 900 MHz bakal tak optimal.

"Secara hitungan implementasi, kasihan (operator) investasinya sudah terlalu banyak. Itu lebih tidak optimal," ujar dia.

Ia juga menyoroti, implementasi 4G LTE di 900 MHz mungkin tak akan menghasilkan kecepatan internet tinggi sesuai yang diharapkan. Pakar telematika itu menjelaskan kecepatan optimal pada 4G LTE bisa terjadi dengan syarat lebar pita minimal 15 MHz.

"Saat kita adopsi LTE, itu tak serta merta memberi kecepatan 140-155 Mbps. Bagusnya sih 20 Mhz. Kalau nggak, ya LTE-LTE-an saja, tak sampai performa puncak," ujar mantan anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) itu.

Sebagaimana diketahui untuk layanan 4G LTE komersial, Telkomsel menjanjikan kecepatan akses 36 Mbps. Sedangkan Indosat saat trial menawarkan 185 Mbps, dengan kecepatan saat padat akses sekitar 50-60 Mbps, sedangkan XL saat trial mengklaim kecepatan 4G-nya bisa mencapai 100 Mbps.

Sekjen PKS: Kalau Pak Prabowo Datang Kita Akan Beri Karpet Merah Sebagai Presiden Pemenang

Buang-buang uang

Untuk itu ia mengharapkan pemerintah segera membereskan frekuensi pada 1800 MHz yang tak berdampingan, untuk segera digelar 4G LTE. Jika mau, kata dia, pemerintah bisa menerapkan teknologi terbaru untuk menata frekuensi 1800 MHz.

"Kita lihat perkembangan terbaru dunia, walau (blok frekuensi) tak berdampingan itu tak masalah. (yang diberlakukan saat ini) kan memang teknologi lama, (teknologi) yang baru nggak udah berdampingan," ujarnya.

Teknologi itu disebut dengan agregasi. Kemampuannya juga sama dengan teknolgi yang berdampingan.

"Saya melihat, pemerintah itu siap-siap di 1800 saja. Tampaknya 900 MHz. Saya melihat itu buang-buang uang. Pandangan saya, kalau di 1800 MHz itu langsung jalan, nggak perlu tata ulang, ekosistem dunia juga memang pakai 1800," ujar dia.

Menurutnya, penggelaran di 1800 MHz lebih cukup untuk alokasi frekuensi dan memberikan persaingan yang lebih pas antar operator.

"Di 900 MHz, operator Tri nggak dapat (LTE)," kata dia. 

Selanjutnya, Heru meminta pemerintah agar benar-benar memperhatikan secara luas dampak dan kekurangan saat akan menggelar 4G LTE di frekuensi tertentu. (ms)

Baca juga:

Hattrick! Pendeta Gilbert Dilaporkan Lagi soal Penistaan Agama ke Polda Metro
Edukasi Media Center Haji 1445 H/2024

Bawa Kabar dari Tanah Suci, Peran Media Optimalkan Penyelenggaraan Ibadah Haji

Mulai persiapan penyelenggaraan ibadah haji, tata cara, hingga kesehatan serta keselamatan selama di Tanah Suci dapat disebarkan secara luas dan cepat melalui media.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024