- REUTERS/Jean Revillard/Handout via Reuters
VIVA.co.id - Pesawat bertanaga surya, Solar Impulse 2 akhirnya mendarat di Negeri Tirai Bambu, pada Selasa dini hari, 31 Maret 2015 waktu setempat.
Pesawat tersebut telah terbang dari Bandara Internasional Mandalay, Myanmar dan sampai di Chongqing, Tiongkok, setelah menempuh perjalanan sekitar 20,5 jam. Selama terbang menuju Tiongkok, pesawat ini melalui tantangan terberat selama misi.
Dikutip ABC.net, Selasa, 31 Maret 2015, menurut rencana, pesawat dengan dua awak itu dijadwalkan hanya transit sebentar untuk terbang kembali ke kota di wilayah pantai timur Tiongkok, Nanjing. Kota tersebut berjarak sekitar 270 kilometer dari Shanghai.
Sayangnya meski berusaha untuk segera terbang kembali ke Nanjing, tapi pesawat buatan Swiss ini 'tersandera' karena masalah cuaca dan keamanan. Tim Solar Impulse 2 terpaksa harus tetap tinggal dalam beberapa hari menunggu kondisi cuaca yang lebih baik.
"Kami lelah tapi sangat senang sampai di Chongqing," ujar Michael Anger, insinyur misi Solar Impulse 2 dalam situs resmi proyek keliling dunia itu.
Dalam keterangannya di situs proyek, Direktur Penerbangan Solar Impulse 2, Raymond Clerc, mengatakan penerbangan dari Mandalay ke Chongqing merupakan penerbangan yang terberat selama misi keliling dunia yang telah dimulai awal tahun ini.
Disebutkan selama penerbangan menuju Tiongkok, pilot Bertrand Piccard harus menghadapi kondisi suhu ekstrem, yakni suhu serendah -20 derajat celsius, saat melintas di atas pegunungan di Provinsi Yunnan, Tiongkok.
Pesawat Solar Impulse 2 terbang dalam rangka misi keliling dunia. Pesawat ini memulai misi dari Abu Dhabi dan direncanakan akan menempuh total 25 hari penerbangan selama lima bulan.
