IBM Bantu Ridwan Kamil Wujudkan Smart City di Bandung

Direktur Utama IBM Indonesia, Gunawan Susanto.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id - Sejak awal Januari tahun ini, Bandung memiliki cita-cita membangun smart city. Langkah ini dimulai dengan menerapkan IBM Intelligent Operation Center (IBM IOC) untuk memantau lalu lintas jalan Bandung.

Minat Smart City Meningkat, Pemerintah Disarankan Investasi

Data IBM menunjukkan, Bandung merupakan wilayah terbesar ketiga di Indonesia dengan perekonomian yang terus tumbuh. Populasinya sebesar 2,5 juta jiwa dengan 60 persen warga berusia di bawah 40 tahun. Di segmen ini, teknologi dianggap memiliki peranan penting dalam perkembanganya.

Menurut IBM, dalam keterangan resminya, Kamis 23 April 2015, tahap awal implementasi IOC, Kota Bandung akan memanfaatkan analisa pintar untuk data kamera lalu lintas. Data ini akan menjadi sumber utama pengelolaan kecelakaan, analisa volume dan deteksi pelanggaran lalu lintas. Selain itu, analisa dan proses penanganan kejadian juga akan diterapkan, disesuaikan dengan proses standar yang ada di lingkungan pemerintahan kota.

Pakai Cloud, e-Government dan Kota Pintar Jadi Efektif

"Solusi IBM Intelligent Operation Center telah digunakan oleh negara-negara lain. Dengan pengalaman kami yang luas dan mendalam di bidang teknologi, kami yakin dapat membantu Bandung menjadi sebuah Smart City yang pertama di Indonesia,” ujar Gunawan Susanto, Presiden Direktur IBM Indonesia.

Gunawan mengatakan, seperti halnya kota-kota besar lain, kemacetan lalu lintas dan transportasi adalah masalah terbesar yang dihadapi Kota Bandung. Oleh karena itu, penggunaan IBM IOC yang diintegrasikan dengan CCTV dan teknologi transportasi lainnya, akan dapat menangani masalah tersebut dengan lebih baik. Sekaligus, secara bertahap, kota Bandung mampu mewujudkan diri menjadi Smart City.

Bekasi Masuki Tahap Awal Implementasi Smart City

IBM IOC sendiri diklaim Gunawan, merupakan teknologi yang membantu mengembangkan Smart City di beberapa negara di dunia, antara lain Rio de Jeneiro, Brazil, dan City of Davao di Filipina.

Solusi ini, menurut Gunawan, akan benar-benar membuat semua sistem saling terhubung dan lebih pintar dalam integrasi dengan layanan umum, seperti transportasi dan kondisi cuaca, dengan pusat komando dan kontrol yang terpusat. Pusat ini juga akan memonitor sistem kesehatan di kota-kota besar dan mengkoordinasikan tindakan jika terjadi bencana atau keadaan darurat di sebuah kota.

Sistem ini juga memungkinkan sebuah kota untuk menggunakan Big Data Analytics. Analisa data besar ini berfungsi memprediksi dan mencegah kejadian yang dapat mengganggu kualitas hidup masyarakat, mulai dari kemacetan lalu lintas hingga keadaan darurat.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya