CEO SpaceX: Roket Falcon 9 Alami Kelebihan Tekanan

spaceX yang berisi kapsul dragon diluncurkan
Sumber :
  • REUTERS/NASA

VIVA.co.id - Roket Falcon 9 buatan SpaceX, yang membawa kargo Dragon tanpa awak meledak sebelum sampai ke stasiun luar angkasa. Perusahaan pun memberikan keterangan terkait penyebab meledaknya roket tersebut.

"Falcon 9 mengalami masalah tidak lama setelah menonaktifkan mesin tahap pertama. Mereka mengalami kelebihan tekanan di tangki oksigen cair bagian atas," ujar Chief Executive Officer (CEO) SpaceX, Elon Musk, dalam keterangannya, seperti dikutip dari ArsTechnica, Senin 29 Juni 2015.

Usai insiden terjadi, SpaceX telah menggelar konferensi pers dan menjelaskan hal ini. Presiden SpaceX, Gwynne Shotwell, mengatakan, perusahaannya tidak pernah mengira hal ini akan terjadi.

"Kami melihat adanya semacam indikasi adanya proses tekanan di tahap kedua. Ini yang akan kami selidiki," ujar Shotwell.

Falcon 9 meledak di atas laut Atlantik. Dalam kurun dua menit setelah lepas landas, semua tampak sempurna. Namun, 139 detik dalam misi tersebut, dalam tahap pertama pemisahan, kedua perangkat terpisah.

Kejahatan dan Ide Penjara di Luar Angkasa

Roket Falcon 9 terdiri atas dua tahapan. Tahap pertama adalah penonaktifan mesin, atau dikenal dengan Main Engine Cut Off (MECO), yang dilakukan di menit ke-159 saat terbang. Namun, 20 detik sebelum itu terjadi, roket mengalami anomali.

Dalam siaran live jarak jauh terlihat, roket itu sempat terbang mencapai ketinggian 45 kilometer dan bergerak dengan kecepatan 4.700 kilometer per jam.

Kargo Dragon, yang dibawa Roket Falcon 9, memiliki berat isi sekitar 4.000 pon. Di dalamnya terdapat perangkat riset dan uji coba, pasokan barang dan bahan kebutuhan para kru, dan perangkat keras untuk digunakan di ISS.

Human Exploration Division Associate Administrator dari NASA, William Gerstenmaier, mengatakan, ini merupakan sebuah kehilangan bagi lembaga antariksa itu.

"Saat ini, bukanlah tempat di mana saya ingin berada. Namun, kami sadari, penerbangan luar angkasa tidaklah mudah dan tidak ingin ini terjadi. Kami banyak kehilangan riset penting dan peralatan dalam penerbagan ini. Kami kehilangan IDA, alat pemurni air, dan baju luar angkasa. Kami akan mencari cara untuk bisa memperbaiki itu semua," kata dia.

IDA merupakan bagian dari konfigurasi ulang stasiun yang penting untuk memungkikan beberapa kendaraan luar angkasa menggunakan port docking yang sama untuk mengorbit, termasuk milik SpaceX Dragon dan pesawat luar angkasa CST-100 milik Boeing.

Ada 2 IDA yang dimiliki NASA, dan yang pertama telah hancur meledak bersama Falcon 9. Sementara itu, IDA kedua dikabarkan akan kembali diluncurkan dalam misi SpaceX berikutnya. (art)

Stephen Hawking Punya Misi Antariksa Baru

2017, Moon Express Buka Perjalanan Wisata ke Bulan

Mereka mengklaim telah mendapatan izin dari pemerintah federal.

img_title
VIVA.co.id
5 Agustus 2016