Siput Asal Borneo Jadi Spesies Terkecil di Dunia

Siput micro, Acmella Nana
Sumber :
  • Cbs News/ Reuben Clements/Rimba
VIVA.co.id
Siput, Kuliner Favorit di Restoran Mewah Eropa
- Spesies Moluska yang berdiam di utara pulau Borneo, Malaysia, dinobatkan sebagai siput terkecil di bumi. Ukurannya mengalahkan siput yang berasal dari China.

Ini Sepuluh Spesies Baru yang Pernah Ditemukan

Siput ini bernama Acmella nana. Ukurannya hanya 0,7 milimeter, lengkap dengan cangkang putih dan sedikit mengkilap. Saking kecilnya, peneliti harus menggunakan mikroskop untuk bisa melihatnya.
Siput Terkecil di Dunia, Muat di Lubang Jarum


Rekor sebelumnya, sebagai spesies siput terkecil, dipegang oleh Angustopila dominikae dari China. Sekarang dominikae menduduki posisi sebagai siput terkecil kedua karena rata-rata ukuran tingginya, lengkap dengan cangkang, hanya 0,86 milimeter.


"Ketika kami mengunjungi bukit batu kapur di wilayah Borneo, yang menyatu dengan Malaysia, kami mengisi kantong plastik besar dengan banyak tanah, sampah dan kotoran dari bagian terdalam. Kami memisahkan materi yang terbawa sampai akhirnya kami temukan siput superkecil itu. Ada ribuan sampai ratusan ribu siput Acmella nana yang muncul hanya dari beberapa liter tanah," ujar Menno Schilthuizen, profesor ahli evolusi dari Leiden University, Belanda, seperti dikutip dari
CBS News
, Rabu 4 November 2015.


Menurut Schilthuizen, siput nana memang hidup di batu kapur. Ini ditunjukkan dari penelitian yang mengungkap cangkang siput terbuat dari kalsium karbonat, senyawa utama dari batu kapur.


Sayangnya tidak diketahui apa yang dikonsumsi Acmella nana. Namun jika melihat dari spesies keluarganya, Acmella polita, yang sama-sama berasal dari Borneo, mereka memakan bakteri dan jamur yang tumbuh di permukaan batu kapur.


"Kemungkinan besar, Acmella nana hidup dengan cara yang sama," kata Schilthuizen.


Acmella nana hidup setidaknya di tiga negara berbeda, yang masih memiliki satu wilayah dengan kepulauan Borneo. Hal ini dikarenakan Borneo terbagi dalam tiga negara, Malaysia, Brunei dan Indonesia. Di daerah tropis itu memang dipenuhi dengan kalsium karbonat.


Menurut Schilthuizen, Borneo memiliki beragam spesies siput. Bahkan jumlahnya lebih dari 500 spesies. Sayangnya, waktu hidup siput Acmella nana tidak akan bertahan lama jika batu kapur banyak digali dan dirusak oleh para pengembang.


"Nasibnya hampir sama dengan spesies siput Diplommatina tylocheilos. Mereka hanya hidup di Gua Loloposan. Populasinya terancam punah jika hutan gua itu terus menerus dibakar," ujar Schilthuizen.


Dikatakan Schilthuizen, siput memainkan peranana penting dalam rantai ekologi. Dia memakan mahluk hidup yang telah mati dan membusuk hingga terurai kembali dengan alam. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya