Studi: Perubahan Iklim Pengaruhi Kesuburan Manusia

Para pengunjuk rasa membawa spanduk dalam demonstrasi perubahan iklim
Sumber :
  • REUTERS/David Gray

VIVA.co.id - Tim peneliti dari Tulane University, University of California dan University of Central Florida di Amerika Serikat, mengingatkan bahwa perubahan iklim bisa berdampak pada kesuburan manusia dalam bereproduksi.

Hasil penelitian tim tersebut, menunjukkan hubungan antara suhu yang lebih panas akan menyebabkan penurunan hormon dan berdampak pada tingkat kelahiran.

Atasi Krisis Energi Harus dengan Kerja Lintas Sektoral

Peneliti menemukan problem kesuburan melanda manusia selama 9 - 10 bulan sebagai dampak suhu ekstrem. Peneliti menuliskan, misalnya dalam sehari dalam sebulan ada hari dengan suhu mencapai 27 derajat, itu juga berdampak pada kesuburan hormon mereka.

Dikutip dari Attn, Jumat 6 November 2015, kesimpulan peneliti itu diambil, setelah mereka mengumpulkan data suhu dan kesuburan di AS selama 80 tahun, dari 1931-2010.

Dari analisa data tersebut, peneliti memprediksikan di masa depan ada 2,6 pengurangan tingkat kelahiran akibat suhu tinggi dampak perubahan iklim tersebut.

Studi yang dipublikasikan oleh National Bureau of Economic Research menegaskan suhu lebih panas yang terkait dengan perubahan iklim akan membunuh libido pria dan wanita.

"Suhu ekstrem bisa berdampak pada frekuensi senggama," kata peneliti.

Suhu ekstrem, kata peneliti, bisa berdampak pada tingkat hormon dan dorongan seks. Dengan kata lain, suhu tinggi bisa berdampak kurang baik pada kesehatan reproduksi, atau kualitas seperma pada pria, atau ovulasi pada wanita.

Kesimpulan ini, di satu sisi bagus bagi planet yang mana mengalami bonus populasi, tetapi bagi ekonomi global, kondisi ini sangat buruk.

Dilansir CBS News, peneliti mengaitkan pertumbuhan ekonomi, karena dipengaruhi oleh pertumbuhan populasi. Data ekonom menunjukkan pertumbuhan ekonomi mencapai sepertiga, karena setiap tahun orang masuk dalam lingkungan kerja. Jadi, jika pertumbuhan populasi melambat, berdampak pada menurunnya pertumbuhan ekonomi.

Sementara itu, ada keyakinan yang kontroversial atas bayi yang dilahirkan pada musim panas. Ada yang meyakini, bayi yang dilahirkan pada musim tersebut, bakal mengalami kesehatan yang buruk.

Tetapi, peneliti studi ini mengatakan alasan tersebut masih bisa diperdebatkan dan belum teruji.

Dalam studi itu, peneliti menemukan negara seperti Inggris dan AS, memiliki problem sangat serius dalam penurunan tingkat kelahiran. (asp)

Belasan Basis Militer AS Bisa Lenyap Akibat Perubahan Iklim
Nyamuk gigit kulit manusia.

Waspada DBD, Nyamuk Tak Mempan Lagi Fogging

Perubahan iklim memicu perkembangan nyamuk jadi lebih banyak dan kuat

img_title
VIVA.co.id
6 Agustus 2016