Cara Ini Bantu Target Kurangi Emisi Sampai 29 Persen

Sumber energi terbarukan.
Sumber :
  • ANTARA

VIVA.co.id - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Muhammad Nasir mendukung penuh dan menyatakan optimistis transisi Presiden Jokowi yang ingin mengurangi emisi karbon di Tanah Air sampai 29 persen pada 2030.

Atasi Krisis Energi Harus dengan Kerja Lintas Sektoral

Komitmen tersebut disampaikan Jokowi di depan 140 lebih negara dalam pertemuan Konferensi Perubahan Iklim 2015 atau Conferences of Parties (COP) ke-21, di Paris, Prancis akhir November lalu.
 
“Sangat positif, dan ini harus kita dukung, dan bagaimana riset yang lebih ke sana, dan kita riset produk inovasi ke sana,” ujar Nasir kepada VIVA.co.id di sela pertemuan pemberian Beasiswa Mahasiwa Berprestasi (BMB) dari Lippo Group kepada 10 Universitas di Indonesia, di Gedung Dikti, Senayan, Jakarta Selatan, Kamis, 3 Desember 2015
 
Untuk mewujudkan itu, Nasir mengungkapkan tentunya perlu mengarah pada penggunaan Energi Baru Terbaharukan (EBT) atau renewable energi. Kini, disebut Kemenristekdikti sudah menuju untuk menerapkan teknologi yang selama ini telah diriset.
 
Seperti dicontohkannya penggunaan sel surya, hidro angin dan bahkan, dikatakan Kemristekdikti tengah menjajaki untuk menggunakan tenaga nuklir untuk menghasilkan energi.
 
“Dalam hal ini, pengurangan emisi itu kan penting, berarti kita ke arah green ekonomi, dalam hal ini, saya juga mengarah ke green ekonomi guest, ini yang kami telah kembangkan di Indonesia, bagaimana, penggunaan energi di Indonesia itu menuju ke sana,makanya riset-riset renewable energi menjadi penting,” tuturnya.
 
Nasir memaparkan, jika Indonesia berkomitmen untuk menggunakan energi terbaharukan maka akan sangat mendukung upaya mengurangi emisi karbon.

“Kalau kita bisa mengambil di tahun 2025, 23 persen (EBT), paling tidak bisa mengurangi 21 persen, itu hitungan kalau kita bisa menggunakan renewable energi 23 persen tadi,” katanya.

Belasan Basis Militer AS Bisa Lenyap Akibat Perubahan Iklim
Nyamuk gigit kulit manusia.

Waspada DBD, Nyamuk Tak Mempan Lagi Fogging

Perubahan iklim memicu perkembangan nyamuk jadi lebih banyak dan kuat

img_title
VIVA.co.id
6 Agustus 2016