Sumber :
- VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id
- Peretas laman resmi Sekretaris Kabinet yakni www.seskab.go.id, sudah terlacak. Situs resmi yang memberitakan kegiatan Presiden Joko Widodo itu, diretas pada Kamis 24 Desember 2015 lalu.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung langsung melakukan koordinasi dengan Menkopolhukam Luhut Binsar Pandjaitan dan Lembaga Sandi dan Ketahanan Negara atau Lemsaneg, untuk melacak siapa yang melakukan itu.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Menteri Gaduh, Jokowi Tak Bakal Berpihak
Baca Juga :
Jokowi Minta Enam Holding BUMN Dimatangkan
Sekretaris Kabinet Pramono Anung langsung melakukan koordinasi dengan Menkopolhukam Luhut Binsar Pandjaitan dan Lembaga Sandi dan Ketahanan Negara atau Lemsaneg, untuk melacak siapa yang melakukan itu.
Baca Juga :
Istana Sambut Baik Dukungan Golkar
"Informasi awal sudah diketahui, di mana. Tapi IP menggunakan IP China," kata Pramono di kantornya, Jakarta, Senin 28 Desember 2015.
Namun, dia belum bisa menyebutkan, siapa pelaku itu. Sebab, untuk keperluan agar bisa diambil tindakan karena melakukan peretasan terhadap situs seskab.go.id tersebut.
"Detailnya kalau sudah lengkap diambil tindakan terhadap orang-orang yang melakukan itu," kata Pramono.
Dia mengaku, pelaku melakukan itu tidak ada motif tertentu, apalagi motif politik. Menurut Pramono, peretasan dilakukan hanya ingin membuktikan bahwa pelaku bisa membobol situs tersebut.
"Sebenarnya ada unsur main-main, menunjukkan mereka bisa menembus pemerintah. Motif pribadi, bukan politik apapun," jelasnya.
Sebelumnya, laman Setkab baru diketahui diretas pihak tertentu, pada Kamis siang, 24 Desember 2015. Saat dibuka, memang situs Setkab terlihat diretas. Ketika dibuka via smartphone, terlihat ada gambar tengkorak.
Namun, saat dibuka kembali, juga terdengar lantunan musik disko. Saat dibuka melalui komputer dengan laman www.setkab.go.id, yang muncul justru laman yang lain. (one)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Informasi awal sudah diketahui, di mana. Tapi IP menggunakan IP China," kata Pramono di kantornya, Jakarta, Senin 28 Desember 2015.
