Advan Pinang Eks Bos XL, Ada Misi Apa?

Ilustrasi acara Advan.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Agus Tri Haryanto

VIVA.co.id – Indonesia diprediksi bakal menjadi kekuatan tersendiri dari negara-negara tetangga dalam pasar ponsel di kawasan. Indonesia diketahui telah menguasai sekitar 60 persen pangsa pasar di Asia Tenggara. Untuk itu, vendor perangkat menggandeng sosok yang sudah malang melintang di industri teknologi, demi bisa menunjang performa.

Gandeng Lazada, Advan G1 Pro Ditargetkan Terjual 2.000 Unit

Sosok yang dimaksud ialah Hasnul Suhaimi, mantan Chief Executive Officer (CEO) XL Axiata sejak 2006 sampai 2015. Posisi Hasnul di XL kini diteruskan oleh Dian Siswarini.

Sales Director Advan, Chandra Tansri mengatakan, pada 2020, Indonesia akan ‘dihuni’ lebih dari 100 juta smartphone yang bertebaran di berbagai daerah. Hal itu tentunya akan memunculkan persaingan antar merek smartphone untuk memikat hati konsumen.

Vendor Lokal Bangun Sistem Operasi Sendiri

Untuk menyongsong persaingan itu, Candra mengatakan Advan menggaet Hasnul. Tujuannya bukan hanya menjaring informasi produk yang paling dicari masyarakat, tetapi agar membantu bisa menghadirkan perangkat yang tak hanya mengandalkan spesifikasi tinggi, tapi apa yang dibutuhkan orang-orang.

"Selama ini, relevansi produk adalah utama bagi Advan. Kenyataannya menunjukkan, kalau tidak semua produk dengan spesifikasi tinggi dan hebat dapat diterima pasar, khususnya pasar lokal. Untuk itu, untuk jadi pemenang, Advan melahirkan visi yang dapat menjawab kebutuhan lebih dari 250 juta penduduk Indonesia," ujar Chandra di Jakarta, Selasa, 17 Mei 2016.

Advan Pamer 'Senjata' Awal Tahun

Dengan demikian, meminang diharapkan dapat menunjang Advan dalam meraih kesuksesan lebih lanjut di peta persaingan smartphone. Nantinya, kata Chandra, produk yang dikeluarkan Advan akan berbeda dengan merek global yang ada di pasaran.

"Riset dan pengembangan akan menjadi cara Advan dalam melahirkan produk yang dibutuhkan masyarakat. Kita akan terus upgrade produk agar lebih baik lagi,” ucapnya.

Pada kesempatan itu, Hasnul menyampaikan, untuk menjadi tuan rumah di rumah sendiri, diperlukan pemahaman yang kuat terhadap karakteristik konsumen di Indonesia. Dengan melakukan riset dan pengembangan yang tepat, produk yang dihasilkan akan mewakili kebutuhan masyarakat.

"Dan, yang paling penting memiliki visi industri dan factory. Selain itu, tentunya terus meningkatkan kualitas produk agar bersaing di tingkat global, serta menerapkan strategi marketing yang tepat agar lebih populer di masyarakat," ungkap Hasnul.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya