- pictaram.com/media
VIVA.co.id – Tak perlu lama, dalam hitungan minggu sudah menjadi permainan yang diminati oleh jutaan orang di berbagai negara. Permainan konsep Augmented Reality (AR) ini menawarkan pencarian Pokemon yang dipadu dunia nyata dan digital.
Untuk diketahui, merupakan permainan buatan Niantic Lab, Nintendo, dan The Pokemon Company tersedia di iOS dan PlayStore.
Layaknya gula dan semut, popularitas Pokemon Go mendulang untung bagi beberapa perusahaan. Dikutip dari Business Insider, Rabu, 13 Juli 2016, perusahaan pemasaran aplikasi mobile, Sensor Tower, memperkirakan pendapatan dari dua juta unduhan Pokemon Go di perangkat iOS bisa memberikan untung US$1,6 juta atau Rp20,9 miliar per harinya.
Sementara berdasarkan analisis dari perusahaan riset media dan pasar game, Superdata, pada Senin kemarin, menunjukkan pendapatan awal mencapai US$14 juta (Rp183 miliar), yang mana per harinya meraup untung US$2,3 juta (Rp30 miliar) dari kombinasi dari perangkat iOS dan Android.
"Jadi, secara keseluruhan pendapatan bersihnya mencapai US$1 juta per harinya, dengan tingkat potensi pendapatan bersih US$1 miliar per tahunnya," ungkap perusahaan analisis aplikasi, Annie.
Pendapatan tersebut tentunya dibagi ke berbagai perusahaan yang turut mengembangkan Pokemon Go, seperti Niantic, perusahaan publikasi aplikasi Apple, Google yang turut mengambil potongan 30 persen dari toko aplikasi mereka, Play Store.
David Gibson dari Macquarie Research memetakan pendapatan yang diraup masing-masing perusahaan. Dia mengatakan, setiap unit yang diperoleh dari toko aplikasi, maka 30 persen mengalir ke Apple, 30 persen ke Niantic, 30 persen untuk The Pokemon Company, dan 10 persen masuk ke kantong Nintendo.
Gibson menjelaskan, keuntungan tersebut tergantung dari persentase Pokemon Go dimainkan pada perangkat mana. Mayoritas penggunanya berasal kalangan Android, namun pengguna Apple ternyata jauh lebih royal dengan membelanjakan fitur berbayar yang terdapat di Pokemon Go itu.
