Google Kecewa Trump Soal Larangan Pengungsi Masuk AS

Sundar Pichai
Sumber :
  • Reuters

VIVA.co.id – Google merespons kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang melarang masuknya pengungsi dan warga dari tujuh negara yang mayoritas penduduk Muslim.

Miris, Pengungsi Suriah Jual Ginjal dan Liver Demi Bertahan Hidup

Google kecewa dengan kebijakan tersebut. Sebab, perusahaan internet raksasa itu mengaku terdampak atas kebijakan tersebut. Google terancam kehilangan karyawan bertalenta dari negara yang dilarang. 

Dikutip dari Tech Crunch, Minggu 29 Januari 2017, kekecewaan itu langsung disampaikan Chief Executive Officer Google, Sundar Pichai dalam memonya kepada seluruh karyawan perusahaan. 

Pilu, Ayah Rela Jual Ginjal Demi Beli Tenda untuk Tempat Tinggal Anak

"Google kecewa atas dampak dari aturan tersebut, khususnya yang terkait dengan pembatasan penempatan karyawan Google dan keluarganya. Ini juga bisa menghambat membawa bakat besar mereka ke AS," tulis Pichai. 

Atas seruan kebijakan kontroversial Trump tersebut, Google meminta karyawannya yang terdampak dengan kebijakan itu untuk segera kembali ke Negeri Paman Sam tersebut. Tujuannya sebelum kebijakan itu dieksekusi, karyawan Google yang dimaksud bisa aman berada di AS. 

4 Bulan, Lebih dari 1000 Orang Tewas di Suriah, 300 Anak-anak

Dalam memonya, Pichai menuliskan, setidaknya ada 187 karyawan Google yang bakal terdampak dengan kebijakan pelarangan tersebut. 

Pichai mengatakan, perusahaan akan memperjuangkan, agar karyawan mereka selamat dari kebijakan tersebut. 

"Kami akan terus menyampaikan gagasan kami atas isu ini kepada pemimpin di Washington dan yang lainnya," tulis Pichai. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya