XL Klaim Jumlah BTS 4G Kalahkan Telkomsel

Teknisi memeriksa perangkat BTS XL
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Vitalis Yogi Trisna

VIVA.co.id – Usai menjalankan teknologi U900, XL Axiata atau XL mengklaim jika jaringan broadband-nya bisa disetarakan dengan layanan yang dikeluarkan operator penguasa di tanah air, Telkomsel. Teknologi U900 terbukti telah memberikan dampak positif bagi layanan XL di luar Jawa.

Begini Cara XL Axiata Buat Pelanggan Tidak Pindah ke Lain Hati

“Bisnis data telah menjadi kontributor utama bagi XL, sekitar 53 persen. Implementasi U900 berdampak positif bagi broadband di luar Jawa. Tinggal 20 persen saja dari sisi jangkauan broadband 3G di belakang Telkomsel. Sementara untuk layanan 4G, jika dilihat dari eNode B (BTS 4G), saat ini XL memimpin di atas Telkomsel dan Indosat," papar Direktur Keuangan XL Axiata, Mohamed Adlan, ditemui di kantornya, Kamis, 2 Februari 2017.

Dia menyebutkan, sampai akhir 2016 lalu, XL telah memiliki sekitar 10 juta pelanggan 4G dengan dukungan 7.206 eNode B. Sedangkan Telkomsel dan Indosat, masing-masing baru memiliki 5.015 dan 4.080 unit eNode B (per kuartal ketiga 2016).

XL Axiata akan Bersih dari 3G, Hanya Ada 4G dan 5G

XL Optimistis Realisasi Network Sharing

Ditambahkan Direktur Utama XL Axiata, Dian Siswarini, saat ini utilisasi dari jaringan XL baru sekitar 50 persen. XL ingin menggeber jaringannya. Misalnya, untuk pelanggan 4G, mereka ingin ada pertumbuhan 50 persen atau double.

XL Axiata Lagi Semringah

"Kita akan terus perkuat jaringan data, fokus pada segmen pasar agar menjadi penyedia layanan data yang disukai," ujarnya.

Meski ada pro kontra dari rencana implementasi berbagi jaringan (network sharing), sebagai salah satu operator terbesar di tanah air, XL masih optimistis akan realisasi skema tersebut. Mereka yakin network sharing dibutuhkan dan bisa terealisasi.

Dian Siswarini optimis, network sharing bisa berujung pada infrastruktur yang lebih efektif dan layanan yang lebih baik sehingga bisa mendukung rencana pita lebar pemerintah atau Indonesia Broadband Plan (IBP).

"Kami percaya itu (network sharing) dibutuhkan dan bisa direalisasikan. Harapan untuk terjadinya network sharing di Indonesia masih ada karena pemerintah juga mengeluarkan sinyal untuk mendorong BUMN meningkatkan kerja sama dengan swasta dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan aset," jelas Dian.

Dian menjelaskan, XL berupaya menghadirkan efisiensi agar bisa mencapai biaya yang optimal. Dia juga mengatakan biaya membangun jaringan mencapai 40 persen dari total pengeluaran perusahaan.

Oleh karena itu, bagi Dian, sebagai pemain telekomunikasi di Indonesia, perusahaannya sangat ingin bekerja sama dengan Telkom, yang notabene adalah BUMN dengan jaringan backbone yang cukup luas.

Sambil menunggu aturan network sharing diimplementasi, XL mengupayakan berbagai hal untuk bisa membuat biaya jaringan efisien. Seperti mengadopsi pola bisnis multi operator core network (MOCN), menekan biaya sewa menara, managed service, dan berharap pengurangan pada perubahan regulasi.

Mengenai PT One Indonesia Synergy (OIS), yang dibentuk bersama Indosat Ooredoo, Dian mengklaim masih tetap dijalankan namun dengan fokus yang berbeda, agar tidak melanggar aturan. Sedangkan untuk kerja sama MORAN dengan Indosat, Dian mengatakan XL masih melanjutkannya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya