Cara Nokia Bantu Indonesia Wujudkan Kota Pintar

Logo Nokia.
Sumber :
  • www.pixabay.com/Hermann

VIVA.co.id – Head of Customer Marketing and Communication PT Nokia Solutions and Networks Indonesia, Lukman Susetio, mengatakan, perusahaan ingin membantu pemerintah Indonesia dalam mendekorasi smart city atau kota pintar. Caranya adalah dengan meluncurkan ketersediaan ‘Smart City Playbook’.

Membangun IKN jadi 'Smart City'

"Kami ingin membantu pemerintah, bagaimana sih caranya mendekorasi smart city ini. Kalau kita ngomongin smart city, pada akhirnya pasti akan berhubungan dengan Internet of Things (IoT), sensor-sensor," ujarnya di kantor Nokia, Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav. 9-11, Jakarta Selatan, Jumat 21 April 2017.

Keterhubungan antarperangkat itu, menurut dia, memerlukan sokongan teknologi, misalnya kebutuhan bandwidth.

Menata Kota Jadi 'Smart City'

"Itu pasti akan memerlukan suatu bandwidth yang besar. Kalau sudah ngomongin bandwith besar, kita enggak akan lagi ngomongin soal orang ke orang, tapi mesin ke mesin," katanya.

Laporan yang dibuat oleh Machina Research atas nama Nokia meneliti strategi 22 kota di dunia, ketika mereka menjadi pintar, aman, dan berkelanjutan. Laporan ini menawarkan tiga pendekatan kota pintar yang berbeda dan menyoroti perkembangan penting dalam teknologi serta model bisnis.

Kota Pintar juga Memperhatikan Kualitas Udara dalam Ruangan

Walaupun penelitian ini menemukan perbedaan yang signifikan antarkota, bahkan di kota-kota yang mengikuti rute serupa, Lukman menyimpulkan, ada beberapa praktik khusus yang digunakan oleh kota-kota pintar. Kota-kota itu dianggap berhasil membawa manfaat universal.

"Kota maju telah memberlakukan aturan terbuka dan transparan untuk penggunaan data oleh pemerintah dan pihak ketiga, baik dibagikan secara gratis atau berbayar guna menutup biaya pengelolaan data," tuturnya.

Menurutnya, banyak kota maju dalam pelaksanaan kota pintar dan berkomitmen untuk menjadikan teknologi informasi dan komunikasi, serta infrastruktur IoT bisa diakses oleh pengguna. Selain itu, menghindari penciptaan silo (manajemen mandiri/tertutup) antara departemen pemerintah.

Ia juga mengemukakan, pemerintah dan mitra pihak ketiganya, untuk aktif melibatkan masyarakat dalam inisiatif kota pintar. Ini diklaim sangat efektif, terutama saat manfaatnya terlihat, seperti misal pencahayaan pintar dan parkir pintar.

"Saya kira pemerintah Indonesia belum berfokus penuh pada penerapan smart city. Meski baru pemerintah kota Jakarta dan Bandung yang telah menerapkan konsep ini, tetapi ini belum dijadikan sebagai prioritas utama," ungkapnya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya