- www.justinngphoto.com
VIVA.co.id – Momen hujan meteor tahunan Eta Aquarid di Indonesia diabadikan dalam rekaman fotografer yang sedang menjalankan tur astrofotografi di sekitar Gunung Bromo, Jawa Timur pada 6 Mei 2017.
Momen fenomena alam tahunan itu diabadikan dengan apik oleh astrofotografer asal Singapura, Justin Ng. Meski dia bersama teman-temannya terlambat mengabadikan momen hujan meteor tahunan. Tapi untungnya, mereka bisa mengabadikan momen hujan meteor tersebut. Justin dikenal spesialis memotret benda-benda langit dengan teknik khusus.
"Kami memulai pemotretan dengan sangat telat pada jam 2 dini hari pada 6 Mei, karena kondisi langit yang tak menentu dan cerahnya Bulan besar," ujar Justin dikutip dari situs Justinngphoto, Selasa 9 Mei 2017.
Kemudian pada pukul 04.15 pagi, Justin menuliskan, meteor Eta Aquarid menembus awan di atas Gunung Bromo dan meninggalkan jejak asap merah di langit Bromo.
Hujan meteor Eta Aquarid diprediksi puncaknya pada Selasa 6 Mei 2017. Yang masuk pada selasa itu adalah remah-remah komet Halley. Induk hujan meteor ini merupakan komet Halley.
Astronom amatir Ma'rufin Sudibyo menuliskan dalam blog pribadinya, sisa komet Halley itu masuk atmosfer Bumi dengan titik radian di dalam rasi Aquarius sehingga dinamakan Aquarid.
Dia mengatakan mengingat konsentrasi debu komet Halley membentang dalam lintasan yang lebar, maka hujan meteor Eta Aquarid terjadi dalam waktu yang lama, sekitar tiga pekan mulai 21 April sampai 12 Mei pada tiap tahunnya. Puncaknya antara 5 atau 6 Mei.
Ma'rufin menjelaskan, puncak hujan meteor Eta Aquarid pada awal Mei, bertepatan dengan jarak terdekat orbit rata-rata komet Halley terhadap Bumi, yang mana jaraknya yakni 9,7 juta kilometer atau setara degan 25 kali jarak rata-rata Bumi-Bulan.
