Lumpur dan Air Kawah Sileri, Seberapa Bahaya?

Dua orang petugas mengamati kondisi Kawah Sileri usai letupan, di Desa Kepakisan, Batur, Banjarnegara, Jateng, Minggu 2 Juli 2017.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/str

VIVA.co.id – Letusan Kawah Sileri di kawasan wisata Gunung Dieng, Jawa Tengah membuat panik pada Minggu siang 2 Juli 2017. Ledakan itu meluncurkan lumpur dengan ketinggian mencapai 200 meter. Erupsi ini melukai setidaknya belasan orang di sekitar kawah, yang mayoritas adalah wisatawan. 

Ilmuwan Ini Berhasil Ciptakan Koper Bertenaga Al, Permudah Tunanetra Navigasi Lingkungan

Material letusan Kawah Sileri diketahui adalah lumpur. Relawan bencana Ma'rufin Sudibyo menjelaskan lumpuh muntahan dari kawah danau itu merupakan lumpur 'dingin' seperti umumnya lumpur di dasar kolam atau sawah. 

Dia mengatakan, sebelum meletus, suhu Kawah Sileri menurut laporan mencapai 52 derajat celsius dan usai erupsi suhunya masih stabil, hanya turun menjadi 51 derajat celsius. 

Cerita Kawah Sileri Dieng sampai KB Sunti Buat Gemuk?

"Dengan suhu yang 'dingin' itu, praktis jika lumpur produk letusan Sileri ini mengenai kulit manusia, ya tidak ada masalah," jelas Ma'rufin kepada VIVA.co.id, Selasa malam 4 Juli 2017. 

Dia menjelaskan, lumpur hasil dari erupsi freatik Kawah Sileri secara umum tak berisiko. Tapi jika jumlahnya sangat banyak akan menimbulkan masalah, yakni potensi longsoran. 

Kawah Sileri Dieng Erupsi, Ada Cerita di Balik Keindahannya

"Kalau langsung ke manusia tak berbahaya, karena sifatnya basah bukan seperti material debu vulkanik yang kering," kata dia. 

Sedangkan dilihat dari sisi kimia, tingkat keasaman (pH) air Kawah Sileri yakni 6,4. Angka tersebut tergolong sedikit asam, tingkat pH di bawah 7 termasuk kategori netral. 

Dia menuturkan, air sedikit asam pada kawah tersebut tergolong wajar, untuk air kawah gunung berapi. Sebab kawah mengeluarkan gas-gas vulkanik terutama CO2 dan SO2.

Mirip Aki

Reaksi CO2 dengan air dalam kondisi yang tepat membentuk asam karbonat (H2CO3) yang tergolong asam lemah. Sedangkan SO2 dengan air dalam kondisi yang tepat membentuk asam sulfat (H2SO4) yang tergolong asam kuat. 

"Kalau asamnya kuat dan pekat, harusnya air kawah jadi sangat asam. Air kawah yang sangat asam berperan mirip aki, jadi sangat korosif. Kena kulit bisa bikin melepuh," jelasnya.

Dengan tingkat pH 6,4, air dan lumpur Kawah Sileri tidak termasuk korosif. 

Air kawah yang asam, ada pada air Kawah Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur yang mana danau kawahnya punya tingkat keasaman -1. 

"Memang butuh riset lebih lanjut yang akan dilakukan PVMBG atau perguruan tinggi, namun bisa dipastikan kandungan zat zat dalam lumpur Sileri tak seperti lumpur Lapindo," ujarnya. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya