Rumus Batan agar Listrik Nuklir Murah

Reaktor riset nuklir di Serpong, Tangerang
Sumber :
  • Twitter/@humasbatan

VIVA – Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional atau Batan, Djarot S. Wisnubroto mengatakan, nuklir terbilang banyak pemanfaatannya dari sisi potensi. Selain bahan baku nuklir yang bisa digali 10 tahun yang akan datang, potensi lainnya, harga listrik bertenaga nuklir bisa terbilang ekonomis jika pemerintah ikut terlibat.

Dua Warga Terpapar Zat Radioaktif, Bapeten: Cesium Luruh Dalam 70 Hari

Djarot menyatakan, saat ini jika pemerintah ikut terlibat, harga listrik nuklir bisa di bawah 13 sen per kWh.

"PLN pernah melakukan visibilitas studi di Bangka, kalau 'soft loan' (pinjaman lunak), keterlibatan pemerintah, itu harga listriknya bisa 6-8 (sen per) kWh, itu menurut PLN ya," ujar Djarot kepada VIVA, Selasa 21 November 2017.

Area Terkontaminasi Nuklir di Serpong Disterilisasi

Listrik energi nuklir akan ekonomis, kata Djarot, syaratnya kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di atas 1.000 megawatt.

Dia menuturkan, jika belum memungkinkan untuk saat ini, energi nuklir bisa menjadi persiapan ketahanan energi, saat batu bara, gas, dan bahan alam lainnya menipis. Dalam satu dekade lagi, bahan baku nuklir seperti uranium dan thorium berpotensi untuk digali.

Nuklir untuk Damai, China Ajak Indonesia

Sebelumnya, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arcandra Tahar menyebutkan, listrik dengan menggunakan energi nuklir, terlalu mahal dari sisi komersial. Adapun Biaya Pokok Penyediaan (BPP) listrik PLTN, menurutnya, berada pada rentang 9,7-13,6 sen per kWh.

Tim Batan dan Bapeten di lokasi temuan paparan tinggi radioaktif di Tangerang.

Polisi Duga Pegawai Batan Penyimpan Radioaktif Jual Jasa Dekontaminasi

Sejumlah zat radioaktif yang ditemukan radiasinya mulai menurun.

img_title
VIVA.co.id
2 Maret 2020