Dibobol Hacker, Uber Kontak Pengemudi yang jadi Korban

Pengemudi Uber Motor
Sumber :
  • Twitter/@Uber_IDN

VIVA – Penyedia layanan transportasi daring, Uber sedang menjadi perhatian dunia. Peretas telah membobol dan mencuri 57 juta data pelanggan dan pengemudi Uber. Pembobolan tersebut terjadi pada Oktober tahun lalu dan Uber menegaskan sudah melakukan langkah terbaik menangani insiden tersebut. 

Indonesia Mendapat 97 Ribu Serangan

Dalam pernyataan resmi perusahaannya, Chief Executive Officer Uber, Dara Khosrowshahi mengatakan, data yang dicuri mencakup informasi pribadi seperti nama, alamat email dan nomor SIM. Data yang dibobol termasuk nama dan nomor SIM 600.000 mitra pengemudi Uber di Amerika. 

Khosrowshahi menjelaskan, pada saat insiden terjadi, Uber segera mengamankan data serta memblokir akses yang digunakan oleh oknum tersebut. 

Angkatan Udara Kebobolan, Percakapan 4 Perwira Tinggi Berhasil Disadap di Singapura

"Kami berhasil mengidentifikasi para oknum tersebut dan memastikan bahwa data yang diambil telah dimusnahkan," ujarnya dikutip dari blog Uber, Jumat 24 November 2017. 

Bos Uber itu menuturkan, perusahaan telah mengambil langkah pengamanan untuk membatasi akses terhadap akun penyimpanan cloud Uber serta memperkuat kontrol terhadap akun-akun tersebut. 

Kementerian dan Lembaga Diserang Hacker

Khosrowshahi mengatakan, meski krisis relatif sudah tertangani, namun Uber tak terus diam. 

Dia juga telah meminta bantuan Matt Olsen, salah satu pendiri agensi konsultan keamanan siber dan mantan penasehat National Security Agency dan National Counterterrorism Center, untuk memandu tim keamanan Uber menyelesaikan persoalan tersebut.

"Kami tengah menginformasikan para pengemudi yang nomor SIM-nya diunduh," ujar bos Uber tersebut. 

Langkah lainnya, kata Khosrowshahi, yaitu memfasilitasi layanan pemantauan kredit pengguna dan pengemudi, melindungi kredit mereka dari pencurian identitas secara gratis kepada para mitra yang terdampak.

Uber juga mengungkapkan sedang memberikan laporan insiden ini ke otoritas terkait. 

"Meskipun kami belum melihat adanya bukti akan penipuan dan penyalahgunaan terkait insiden ini, kami tetap melakukan pemantauan terhadap akun yang terkena dampak dan memberikan proteksi ekstra terhadap akun-akun tersebut," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya