Begini Cara Astronaut Berpuasa di Luar Angkasa

Aktivitas astronaut di Stasiun Antariksa Internasional (ISS).
Sumber :
  • NASA/Handout via REUTERS

VIVA – Bulan Suci Ramadan tak hanya dirasakan umat Muslim di Bumi, namun juga bisa dirasakan oleh para astronaut Muslim yang bertugas di luar angkasa.

Astronot Muslim yang Sudah Mencicipi Luar Angkasa, Ada Sultan Beneran

Salah satunya, jika astronaut yang ingin berpuasa di luar angkasa, maka mereka bisa merujuk waktu Imsak sampai Maghrib sesuai dengan waktu keduanya di lokasi peluncuran pesawat ulang alik.

"Kalau mau tetap mengambil keutamaan Ramadan bisa juga berpuasa. Tetapi harus mendasarkan pada jam dengan rujukan lokasi di Bumi, yaitu lokasi peluncuran," kata Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Thomas Djamaluddin, kepada VIVA, Jumat, 18 Mei 2018.

Kain Kafan Sutra Dipakai untuk Bungkus Jenazah di Luar Angkasa

Sheikh Muszaphar Shukor, astronot asal Malaysia

Akan tetapi, Thomas mengatakan bahwa astronaut disamakan dengan musafir. Artinya, diperbolehkan tidak berpuasa saat di luar angkasa, namun harus menggantinya saat tiba di Bumi.

Meninggal Dunia dengan Cara yang Tak Biasa

Ia menambahkan pada siang dan malam di luar angkasa berbeda dengan keadaan Bumi. Pergantian waktu ini disesuaikan dengan berapa kali sebuah stasiun luar angkasa mengorbit Bumi.

"Di Stasiun Antariksa Internasional (ISS) yang mengorbit Bumi 14 kali sehari, siang dan malam, berulang setiap 90 menit," tuturnya.

Gerhana matahari total dilihat dari luar angkasa

Begini Tampilan Gerhana Matahari Total dari Luar Angkasa

Pada tanggal 8 April 2024 lalu, gerhana matahari total terjadi di berbagai wilayah di Amerika Utara. Fenomena alam ini tak hanya dinikmati di Bumi, namun juga diamati dar

img_title
VIVA.co.id
12 April 2024