Microsoft Bantah Melakukan Monopoli

VIVAnews - Microsoft membantah tudingan monopoli yang dialamatkan kepada mereka untuk produk-produk netbook berprosesor Intel Atom yang dijual selama pameran Mega Bazaar 2009 pekan lalu.

Menurut Microsoft, keputusan untuk membundel sistem operasi Microsoft Windows, adalah sepenuhnya tergantung dari vendor netbook masing-masing, sehingga tidak melulu jatuh pada Microsoft.

Menurut Mona Monika, Public Relation Manager Microsoft Indonesia, untuk menggandeng Original Electronic Manufacturer (OEM) melakukan kerja sama skema lisensi bisnis membundel sistem operasi bukanlah hal yang mudah.

Todung Mulya Lubis Ungkap Alasan Sri Mulyani Hingga Risma Dihadiri di Sidang MK

Seperti produsen-produsen software pada umumnya, Microsoft juga perlu melakukan promosi dan penawaran skema yang menarik bagi vendor-vendor.

"Namun, sekali lagi, itu semua tergantung dari hasil analisa pasar, dan keputusan tidak diambil oleh Microsoft. Microsoft sebagai entitas bisnis hanya berusaha melakukan kegiatan bisnis sebaik mungkin dengan memberikan skema harga yang atraktif," ujar Mona.

Oleh karenanya, Microsoft membantah bahwa kegiatan bisnis yang dijalankan perusahaannya dipandang sebagai monopoli. "Kami tidak melihat bahwa kegiatan ini bisa dinyatakan sebagai tindakan monopoli, sebab keputusan bukan berada di tangan kami." 

Lebih lanjut, Mona memberi anologi kasus ini dengan bundel ponsel dengan operator. Menurutnya, beberapa vendor ponsel yang membundel perangkatnya dengan operator tertentu, bukan berarti hal itu bisa dilihat sebagai tindakan monopoli. 

Hal senada juga dikatakan oleh Intel Indonesia. Menurut Business Development Manager Intel Indonesia Arya Sanjaya, mengatakan bahwa Intel khususnya pada produk prosesor Intel Atom, sama sekali tidak memiliki kerjasama khusus dengan Microsoft untuk menggunakan sistem operasi Windows.

"Kami tidak punya perjanjian apapun dengan Microsoft. Keputusan bundel dengan sistem operasi tertentu itu keputusan vendor yang bersangkutan," ujar Arya. Prosesor Intel Atom sendiri, kata Arya, adalah prosesor berplatform terbuka yang dapat digunakan dengan sistem operasi apapun juga.

Menurut pendapat pribadi Arya, vendor-vendor netbook membundel sistem operasi kemungkinan besar karena alasan praktis. "Mungkin mereka menganggap sistem operasi itu yang masih banyak dicari pembeli," kata Arya.

Tudingan monopoli itu sendiri mengemuka ketika pakar teknologi informasi Onno W Purbo hendak membeli netbook untuk istrinya Nurlina, pada pameran Mega Bazaar Computer, hari Ahad lalu.

Onno mencari netbook yang tidak berlisensi Windows, karena ia memang dikenal sebagai tokoh open source. Karena alasan kompatibilitas dengan hardware chipset WiFi, Onno menghendaki netbook berprosesor Intel Atom. 

Sayangnya, seluruh netbook berprosesor Intel Atom yang dijumpai Onno di pameran, sudah dibundel sistem Windows. "Pembeli dipaksa membayar Microsoft bersama netbook tersebut, tidak peduli walaupun nantinya sistem itu tidak akan digunakan," ujar Onno.

Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto. Muhammad AR/VIVA

Ketua DPRD Kota Bogor Dorong Pemerintah Beri THR Lebaran bagi Warga Terdampak Bencana

Ketua DPRD Kota Bogor mendorong agar pemerintah setempat memberi bantuan semacam "THR Lebaran" bagi 1.134 warga terdampak bencana tiga bulan terakhir ini.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024