Kisah Media Lokal Sukses "Rayu" Investor Global

Jabat tangan
Sumber :
  • http://www.dittoandco.com
VIVAnews -
Chelsea Proteksi Raheem Sterling dari Hinaan Fans
Konten perusahaan global telah menyerbu pasar konten Indonesia. Konsekuensinya, seperti saat ini, konten media online lokal Indonesia takluk oleh konten besutan perusahaan dari luar Indonesia.

Heboh Dugaan TPPO, Begini Pengakuan Mahasiswa Unnes saat Ikuti Ferienjob di Jerman

Kendati demikian, bukan berarti konten lokal sudah tamat. Seperti yang tersaji pada konten Bloomberg TV Indonesia misalnya, yang berkomitmen mengutamakan konten lokal meski membawa
Putra Tamara Bleszynski Ditabrak Orang Tak Bertanggung Jawab di Depan Rumah
brand global, Bloomberg.

Aditya Chandra Wardhana,
Chief Executive Officer
(CEO) Bloomberg TV Indonesia, berbagi cerita bagaimana upayanya mewujudkan konten lokal di tengah dominasi konten global, di sela diskusi konferensi media online tahunan yang diselenggarakan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta Pusat, Selasa 2 Juli 2013.


"Saat presentasi pada pihak Bloomberg di Hong Kong, kami membawa
mock up,
penyiaran dengan konsep lokal. Kami ambil setting Pasar Tanah Abang dan pusat
spare part
di kawasan Senen," tutur Aditya.


Melihat presentasinya, tim Bloomberg kaget, tertarik dan menanyakan konten yang dipresentasikan. Lalu, Aditya menjelaskan bila Bloomberg hadir di Indonesia, tampilannya akan seperti itu. "Mendengar itu, Bloomberg langsung kasih saya tenggat waktu delapan pekan untuk menyiapkan segalanya," ucap Aditya.


Singkat cerita, akhirnya Bloomberg TV Indonesia bisa disetujui di Indonesia.


RI Dulu, Kemudian Rupiah


Aditya menjelaskan prinsip yang dipegangnya dalam membangun konten lokal. "Pertama, bagi kami yang pertama RI (Republik Indonesia) dulu, baru kemudian Rp (rupiah, atau pendapatan)," ujarnya.


Ia pun mempunyai strategi khusus dalam mengatasi serbuan konten global besutan perusahaan luar Indonesia.


"Bagaimana jadi tuan rumah di sini? Ya, jadi tamu yang menarik di negeri orang," jelasnya.


Supaya menarik, dia berusaha keras untuk menciptakan warna Indonesia di tiap produk penyiarannya. Cara ini bertujuan agar konten lokal Indonesia dikenal luas di dunia luar.


"Tidak ada intervensi konten dari Bloomberg, hanya memberikan pelatihan dan supervisi," katanya. "Dan, kebetulan pembiayaan TV ini menggunakan dana lokal."


Aditya mengatakan, kontennya tidak terlalu mengedepankan trafik, konten bukan hanya menarik saja, tapi juga produktif. Tipsnya, konten harus berbasis fakta, rasional, dan nasional.


"Jadi, kemarin, soal kabut asap, kami tidak terjebak pada penting tidaknya permintaan maaf kepada Singapura atau tidak," ujarnya mencontohkan.


Dalam konteks itu, Bloomberg TV lebih melihat fakta, bahwa apa sebab dan siapa yang bertanggung jawab pada kasus kabut asap itu. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya