Lagi, Curiosity Temukan Unsur Kehidupan di Mars

Ilustrasi pendaratan Curiosity di Mars
Sumber :
  • Space.com/Credit: NASA
VIVAnews - Penjelajahan tanda-tanda kehidupan Planet Mars kembali menunjukkan pencapaian baru. Robot penjelajah Mars, Curiosity, yang melakukan pengeboran sendimen permukaan Mars berhasil melihat tanda-tanda keberadaan air tawar dan bahan kimia yang mendukung kehidupan.
Toyota Starlet Bakal Dihidupkan Lagi sebagai Mobil Listrik, Begini Tampangnya?

Dikutip dari laman CS Monitor, Minggu 15 Desember 2013, bukti keberadaan danau kuno yang berisi air tawar di Planet Mars kemungkinan ada pada 3,7 miliar tahun yang lalu. Dan itu menunjukkan bahwa lingkungan Mars di masa lalu sangat layak huni untuk kehidupan.
Luar Dalam Bulan Akhirnya Terkuak

"Sejujurnya, keberadaan danau itu sangat mirip dengan Bumi," kata John Grotzinger, Pimpinan Misi Curiosity dari California Institute of Technology di Pasadena, AS.
Jokowi Didampingi 2 Menteri dari PDIP ke BSD, Hadiri Acara Ini

Dia menjelaskan, danau kuno itu pernah menutupi kawasan Kawah Gale selebar 154 kilo meter. Sepertinya aliran airnya di danau itu berasal dari pegunungan Gale.

"Hasil terbaru dari Curiosity telah dilaporkan pada tanggal 9 Desember itu menghasilkan gambaran lengkap dari adanya daerah yang memiliki kandungan air, atau disebut Yellowknife Bay," ujar Grotzinger.

Danau kuno di Mars berpotensi mendukung mikroba yang disebut chemolithoautotrophs untuk mendapat energi dengan memecah batuan mineral. Sementara itu, di Bumi, chemolithoautotrophs biasa ditemukan di habitat yang minim cahata matahari, seperti di gua dan dasar laut.

"Temuan itu menarik, karena beberapa miliar tahun yang lalu memungkinkan mikroba hidup di dalam danau. Situasi tersebut sangat mirip dengan di Bumi," ungkap Grotzinger.

Untuk diketahui, Rover Curiosity adalah robot buatan NASA yang sengaja dikirimkan untuk menguak misteri di Planet Mars. Robot ini menginjakkan kaki pertama kali di Mars pada 6 Agustus 2012. Robot yang kurang lebih sebesar mobil ini memakan biaya produksi senilai US$2,5 miliar, atau setara Rp24,2 triliun.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya