Cara Mengetahui Laman yang Jadi Korban Iklan Serobot

Contoh Iklan Interstitial
Sumber :
  • idEA
VIVAnews
Bawa Kabar dari Tanah Suci, Peran Media Optimalkan Penyelenggaraan Ibadah Haji
- Pengguna mobile phone untuk operator telekomunikasi Telkomsel dan XL Axiata sering menjumpai adanya Intrusive Advertising atau iklan serobot saat berseluncur ke laman-laman. Hal itu tentu merugikan banyak pihak, selain pengguna, pengusaha iklan, atau pemilik situsnya sendiri.

Sekjen PKS: Kalau Pak Prabowo Datang Kita Akan Beri Karpet Merah Sebagai Presiden Pemenang

Enam asosiasi, yang terdiri dari Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), Asosiasi Digital Indonesia (IDA), Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Pengelola Nama Domain Indonesia (Pandi), Assosiation of Asia Pacific Advertising Media (AAPAM), dan Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P31) serempak bergabung untuk menolak keberadaan iklan liar tersebut.
Hattrick! Pendeta Gilbert Dilaporkan Lagi soal Penistaan Agama ke Polda Metro


Iklan serobot memang tidak bisa dideteksi oleh para pemilik situs dan hanya pengunjung situs yang bisa melihatnya. Namun ada cara yang mudah untuk bisa mengetahui apakah sebuah situs terkena iklan serobot atau tidak.


Pemilik situs atau portal bisa mengetahuinya melalui tool Google Analytic. Pada tab Acquisition, lalu pilih bagian All Referals untuk melihat daftar alamat situs yang didatangi terlebih dahulu, sebelum para pengunjung laman tersebut diarahkan ke situs yang sesungguhnya.


Apabila salah satu dari alamat seperti http://ads.telkomsel.com/ (Telkomsel) dan http://ibnads.xl.co.id (XL Axiata), terdapat dalam daftar itu maka dengan pasti situs yang dimiliki terserang iklan serobot.


Pada kesempatan yang sama, keenam asosiasi tersebut meluncurkan situs www.stoptelcointrusiveads.com terkait penolakan iklan serobot yang dilakukan operator 'nakal' itu.


Ketua Umum IDA, Edi Taslim, mengatakan laman tersebut dimanfaatkan sebagai wadah penolakan terhadap iklan itu.


"Selain itu, banyak yang ingin bergabung dan menyatakan penolakan, tetapi belum tergabung dalam asosiasi kami, maka dari itu kami meluncurkan situs www.stoptelcointrusiveads.com untuk mengakomodir mereka," kata Edi di Grand Kemang, Jakarta, Rabu 24 September 2014. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya