Google Glass Tak Menarik Minat Konsumen

Polisi Dubai bakal pakai Google Glass
Sumber :
  • www.9to5google.com

VIVAnews - Tampaknya perangkat wearable, Google Glass, sudah tak menarik lagi bagi sebagian masyarakat. Kabarnya, kacamata pintar itu telah berada di ujung hayatnya.

Rumor ini mencuat, karena adanya dugaan bahwa investor, pengembang, dan pelanggan sudah tak lagi berminat dengan kacamata canggih tersebut.

Padahal, sebelumnya pada dua tahun lalu, saat pertama kali diperkenalkan, kacamata pintar yang berfungsi layaknya seorang mata-mata ini digadang akan menjadi perangkat menarik, sekaligus menjawab kebutuhan konsumennya di masa mendatang.

Namun, sayang, berdasarkan laporan Reuters, Senin 17 November 2014, setengah dari 16 pengembang yang diwawancarai Reuters mengatakan sepakat untuk tidak memproduksi software pada Google Glass. Setidaknya, ada sekitar sembilan pengembang yang mengungkapkan berhenti bekerja sama. Sebab, tak ada konsumen yang berminat untuk perangkat itu.

Pada Google Glass, ada hampir 100 platform aplikasi yang tersedia di situs resmi web Google. Salah satunya Facebook dan OpenTable. Meskipun satu pemain, yakni Twitter, harus banting setir meninggalkan kacamata canggih tersebut.

"Jika ada 200 juta Goolge Glass di jual, itu akan menadi perspektif yang berbeda. Tidak ada pasar pada saat ini (untuk Goolge Glass)," ungkap Tom Frencel, Chief Executive dari Little Guy Games.

Peusahaan aplikasi permainan ini lebih tertarik kepada platform teknologi lainnya, seperti Oculus Rift kepunyaan Facebook.

Bahkan, tanda-tanda ajal Google Glass sudah terasa. Khususnya, saat karyawan Google, yang berperan penting pada pengembangan kacamata tersebut, satu per satu mulai meninggalkannya. Seperti Pemimpin Proyek Google Glass, yakni Babak Parviz, Kepala Teknik Elektro Adrian Wong, dan Ossama Alama selaku Direktur Hubungan Pengembang.

Selain itu, kucuran dana konsorsium kacamata canggih dari Goolge Ventures dan dua perusahaan ventura terbesar di Sillicon Valley, yakni Kleiner Perkins Caufied & Byers dan Andreessen Horowitz, secara diam-diam telah menghapus namanya dari situs pengembangan Google Glass.

Google membantah

Meski era inovasi dari Goolge ini dinyatakan sudah berakhir. Namun, perusahaan teknologi terbesar itu enggan untuk mengalah, malah akan tetap melanjutkan Google Glass.

Hal ini disampaikan Google ,dengan menyatakan komitmennya pada pengembangan Google Glass yang akan kembali ditunjang dengan ratusan insiyur dan eksekutif yang bekerja pada proyek tersebut. Salah satunya terdapat bos fashionista yaitu Ivy Ross, yang merupakan mantan eksekutif Calvin Klien.

"Kami benar-benar bersemangat mengenai teknologi wearables. Kami telah berkomitmen dengan konsumen. Ini membutuhkan waktu sebelum produk tersebut benar-benar diluncurkan," jelas Kepala Operasi Bisnis Google Glass, Chris O'Neill.

Google Glass diproyeksikan akan menjadi perangkat pelengkap untuk penjelajahan ruang angkasa yang akan dilakukan oleh Google di masa mendatang.

Mobil SUV Chery Omoda 7 Tak Lama Lagi Meluncur, Ini Bocoran Spesifikasinya

BACA JUGA:

Israel Tembakkan Rudal ke Iran, Harga Emas dan Minyak Mentah Terbang

(asp)

Drone Israel Berhasil Ditembak Jatuh, Pangkalan Militer Iran jadi Sasaran
Bank Mandiri menempati posisi pertama Top Companies 2024 di Indonesia

Bank Mandiri Kembali Raih Peringkat Satu Top Companies 2024 versi LinkedIn

Bank Mandiri menempati posisi pertama Top Companies 2024 Indonesia versi LinkedIn. Top Companies yang dirilis LinkedIn kali ketiga ini menyoroti 15 tempat kerja terbaik.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024