Pengamat: Yahoo Mata-matai E-mail karena Pengguna Buka Pintu

Kantor Yahoo
Sumber :
  • REUTERS/Denis Balibouse

VIVA.co.id – Yahoo diduga kedapatan memata-matai penggunanya melalui layanan surat elektronik atau e-mail sejak setahun lalu. Informasi penggunanya tersebut, diberikan Yahoo untuk keperluan intelijen pemerintah Amerika Serikat.

Origin Akhirnya Susul Yahoo, Steam dan Dota

Mengenai isu tersebut, pengamat teknologi dari Bina Nusantara (Binus) University mengungkapkan bahwa itu merupakan ketidaksadaran pengguna akan pentingnya Syarat dan Ketentuan (S&K) atau Term and Condition. S&K biasanya tertulis dan harus disetujui oleh pengguna sebelum memakai layanan. 

Dikatakan pengamat tersebut, perusahaan teknologi pasti selalu memberikan pengumuman melalui S&K yang berlaku. Dalam S&K itu disebutkan bahwa identitas pengguna bisa dimanfaatkan oleh penyedia layanan untuk kepentingan apapun.

Menkominfo soal PayPal: Belum Update, tapi Komitmen Daftar PSE

"Dengan kita menggunakan suatu layanan, tentu akan diarahkan untuk mengisi data. Kemudian data tersebut bisa dimanfaatkan oleh penyedia layanan. Seberapa perhatiannya kita untuk mengecek apa isi dari term of condition ini? Pasti jarang kita lakukan. Yang ada, kita malah langsung klik next, lalu accept," ucap Head of Information System Concentration di Doctor of Computer Science Binus, Spits Warnars Harco Leslie Hendric ditemui di Jakarta, Kamis, 6 Oktober 2016.

Saking tak sadarnya pengguna, ini pun dimanfaatkan oleh penyedia layanan. Artinya, perusahaan tersebut berhak untuk menjadikan identitas penggunanya sebagai lumbung pendapatan, atau dikomersialkan.

DPR Ultimatum Platform Asing Jangan Injak Kedaulatan RI

"Itu kalau ada yang nawarin kartu kredit, misalnya, dari mana coba? Itu karena identitas kita sudah dijadikan bahan komersial mereka. Itu disebut intelligence marketing," sebut Spits.

Sementara itu, pada kesempatan yang sama, CCC Software Engineering Teknik Informatika Binus, Aditya Kurniawan, mengungkapkan bahwa pengabaian term of condition tersebut secara tidak langsung bisa diartikan bahwa pengguna telah membuka pintu identitasnya untuk diperjualbelikan.

"Kalau identitas kita sudah diberikan, ya itu jadi hak mereka (penyedia layanan). Dengan kata lain, identitasnya sudah disetujui untuk dikomersialkan," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya