- REUTERS/Edgar Su
VIVA.co.id – Grab Indonesia baru saja meluncurkan satu layanan baru, yakni GrabShare. Layanan yang memungkinkan pengguna bisa memesan mobil dan berbagi dengan penumpang lainnya.
Dalam aturannya, Grab membatasi order layanan tumpangan mobil itu. Pengemudi hanya boleh menerima dua pemesanan penumpang dan syaratnya harus searah, atau satu perjalanan. Lalu, bagaimana Grab mengatur pemesanan yang seperti ini?
Marketing Director Grab Indonesia, Mediko Azwar mengungkap, Grab telah mengatur sedemikian rupa pemesanan layanan GrabShare dengan menggunakan algoritma khusus. Sebelumnya, layanan ini telah diluncurkan di Singapura, Malaysia, dan Filipina.
Algoritma yang digunakan oleh negara pemula itu, sama dengan yang digunakan di Indonesia. Tetapi, penyempurnaan sudah dilakukan untuk pengguna di Indonesia.
“Dulu di Singapura, driver sudah di dalam tol, ketembak yang di luar tol. Nah, di kita sudah tidak lagi (problem seperti itu)” kata Mediko, saat peluncuran GrabShare di Kawasan Mega Kuningan, Jakarta Senin 13 Maret 2017.
Artinya, dengan algoritma khusus itu sudah dipastikan bahwa pemesanan kedua penumpang berdekatan dan satu arah. Bahkan, untuk menuju tujuan penjemputan penumpang disesuaikan dengan lalu lintas jalan, apakah macet, atau tidak. Hal ini untuk menjaga kepuasan sesama penumpang.
Mediko mengatakan, GrabShare bisa tetap jalan dengan hanya satu penumpang. Misal ketika penumpang pertama memesan, tetapi tidak ada penumpang kedua, atau yang ‘bareng’ memesan. Waktu tunggu penumpang kedua dibatasi sampai tiga menit.
Managing Director Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata mengakui, memang terjadi gejolak pada awal peluncuran layanan ini. Di antaranya penumpang hanya satu, tetapi Grab menyiasatinya dengan sistem insentif bagi pengemudi.
GrabShare diklaim selain untuk mengatasi kemacetan, juga menjadi solusi bagi penumpang. Mereka hemat ongkos hingga 50 persen dan bagi pengemudi mendapat pendapatan lebih dari membawa penumpang dengan GrabCar.
“Ini adalah proses, pada saat ini, di mana dengan algoritma, kita sudah belajar algoritmanya. Kalau sudah diluncurkan di Jakarta, kita belajar lagi algoritmanya, bagaimana memasangkan dengan matching rate yang sangat tinggi. Untuk di awal, tentunya kita jamin, pengemudi tidak akan kekurangan income, karena akan kami cover dengan insentif,” jelas Ridzki. (asp)