Silicon Valley di Batam Sangat Dimungkinkan

Paviliun Indonesia di Pameran IT CeBit di Hannover, Jerman, pada 14-18 Maret 2016.
Sumber :
  • Viva.co.id/Miranti Hirschman

VIVA.co.id – Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Semuel Abrijani Pangarepan mengatakan, pembangunan Nongsa Digital Park, seperti Silicon Valley Amerika Serikat di Batam, sangatlah dimungkinkan, untuk mewujudkan ekonomi digital.

Rekomendasi Sandal Stylish dan Nyaman untuk Hari Raya Lebaran

"Pembangunan Nongsa Digital Park, sejalan dengan program kami untuk mewujudkan 'Indonesia: The Digital Energy of Asia', sehingga patut untuk diberikan dukungan," kata Semmy, panggilan akrab Semuel Abrijani Pangarepan dikutip dari keterangannya, Selasa 2 Mei 2017.

Semmy mengatakan, pemerintah siap untuk memberikan dukungan terhadap kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan Nongsa Digital Park, termasuk dengan mengundang investasi asing sepanjang tetap berkoordinasi dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Jokowi Lihat Langsung Panen Raya di Sigi: Bagus Hasilnya Capai 6 Ton per Hektare

Seperti rencana, investasi asing untuk membangun infrastruktur pusat data, cukup berkoordinasi dengan BKPM, untuk memastikan merupakan sektor terbuka. “Pemerintah sendiri, telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mempermudah masuknya investasi asing, termasuk soal perizinan,” jelas Semmy .

Semmy berharap, Nongsa Digital Park dapat menjadi wadah berkumpulnya usaha rintisan, atau startup yang banyak bergerak di bidang digital ekonomi di seluruh Indonesia. Bahkan, harus bisa dibentuk inkubator, agar mereka mampu berkembang dan mampu bersaing di pasar internasional.

Tampil Stylish dan Nyaman di Momen Ramadhan, ALDO Luncurkan Koleksi dengan Teknologi Pillow Walk

"Hadirnya startup di Nongsa Digital Park, juga akan mempermudah untuk menggandeng pemilik modal. Mereka tidak perlu mencari-cari ke berbagai wilayah Indonesia, namun cukup ke Batam," ujar Semmy.

Semmy menambahkan, dengan hadirnya startup di Nongsa Digital Park, tentunya akan membutuhkan lebih banyak Sumber Daya Manusia (SDM) yang menguasai Teknologi Informasi (TI).  Hal inilah yang harus dipikirkan, apakah bisa mengandalkan SDM setempat, atau mendatangkan dari berbagai wilayah di Indonesia.

"Harus diakui, SDM TI saat ini, masih terpusat di Pulau Jawa, sehingga menjadi tantangan tersendiri untuk membuka pengembangan SDM TI di wilayah lain di Indonesia," ujar Semmy.

Semmy mengatakan, nilai transaksi digital ekonomi di Indonesia saat ini mencapai US$130 miliar. Untuk peningkatan selanjutnya, seluruh komponen masyarakat seharusnya terlibat untuk pengembangan startup di Indonesia, dengan didukung SDM TI berkualitas.

Pemerintah, menurutnya, dapat memberikan kebijakan khusus, agar startup dapat berkumpul di Nogsa Digital Park. Salah satunya mendorong pengelola menyediakan infrastruktur pusat data dan cloud yang murah, kemudahan mendapatkan pendanaan, ketersediaan SDM, serta pasokan listrik 24 jam nostop.

Semmy mengatakan, pemerintah telah memberikan berbagai kelonggaran untuk menumbuhkan startup, karena semakin banyak, maka transaksi ekonomi digital juga semakin meningkat.

"Kami punya program mewujudkan 1.000 startup di Indonesia, dengan tujuan menjaring anak muda yang memiliki ide brilian dan kreatif. Kami berikan bantuan berupa pelatihan, workshop, sampai mengeksekusi program, serta menyiapkan inkubator untuk menggandeng pemilik modal," ujarnya.

Hal ini dapat diwujudkan di Nogsa Digital Park, serta diharapkan tidak hanya di Batam, tetapi juga daerah lain di Indonesia seperti Bandung, Malang, Yogya, Bali, juga dapat membangun semacam Silicon Valley. Sebaa, memang Indonesia membutuhkan lebih banyak pelaku ekonomi digital.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya